REPUBLIKA.CO.ID, KUTACANE, ACEH TENGGARA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Tenggara menyatakan kehabisan stok masker. Masker untuk menutupi hidung dan mulut warga setempat dari abu vulkanis akibat erupsi Gunung Sinabung telah habis dibagikan.
"Hingga saat ini, udara di Aceh Tenggara tercemar material abu vulkanik. Sementara stok masker kita tidak ada lagi," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Aceh Tenggara, Ariyanti Pinem di Kutacane, Selasa (20/2).
Pihaknya kemarin atau Senin (19/2), telah membagikan masker secara gratis kepada warga setempat demi menghindari hirupan abu vulkanik letusan Gunung Sinabung yang mengandung berbagai material berbahaya bagi kesehatan.
Pemberian masker telah dilakukan pada beberapa titik seperti di depan kantor pemadam kebakaran (damkar) terutama di wilayah kota, damkar Lawe Alas, dan kantor BPBD setempat.
"Stok masker yang kita bagikan tersebut, merupakan sisa dari banjir akibat meluapnya sugai di Kuning tahun 2017 lalu. Kini cuma untuk memenuhi kebutuhan personel saja," katanya.
BPBD setempat mengimbau agar warga mengurangi aktivitas di luar rumah untuk sementara waktu, dan bila haru berada di luar rumah, maka harus menggunakan penutup hidung dan mulut.
Seperti diketahui, terdapat tiga kecamatan di Aceh Tenggara terkena dampak paling banyak tertutupi material abu vulkanik Gunung Sinabung yakni Babul Makmur, Lawe Sigala dan Babul Rahmah.
"Kita telah mengajukan tambahan masker dan pelindung bagi kesehatan ke pemerintah provinsi serta BNPB kemarin, tapi hingga kini belum tiba," terang Ariyanti.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Aceh, Muhammad Syahril mengatakan, pihaknya telah mengirimkan ke sejumlah wilayah di Aceh yang terdampak bahaya dari abu vulkanik.
"Kita sudah kirim masker dan peralatan lainnya. Sebab, dampak dari abu vulkanik sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat," tuturnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh menyatakan, debu vulkanik dari erupsi Gunung Sinabung telah menyebar hingga beberapa wilayah di Aceh akibat terbawa angin.
Petugas Pengamat Gunung Sinabung Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), M Nurul Saori mengatakan, erupsi pada Senin (19/2) pagi tersebut lebih besar dari erupsi sebelumnya.
Setelah erupsi pukul 08.53 WIB tersebut, Gunung Sinabung mengalami beberapa erupsi susulan meski frekuensi lebih rendah.
Disebabkan letusannya cukup kuat, erupsi pertama tersebut memunculkan semburan awan panas hingga mencapai 5.000 meter lebih. "Alat ukur kita sempat error karena cukup tinggi," katanya.