REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Calon gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf meyakini, dalam memajukan Pulau Madura membutuhkan fokus yang ekstra. Bahkan, menurutnya program Satria Madura atau Rp 1 trilun untuk Madura yang dicanangkannya tersebut saja tidak cukup. Maka dari itu, pria yang akrab disapa Gus Ipul itu menjanjikan akan berkantor di Madura secara berkala, jika terpilih sebagai gubernur Jatim 2018.
"Kami sudah merancang, akan langsung berkantor di sana. Misalnya, dalam satu bulan itu berapa hari bekerja di sana. Jika masih kurang, frekuensinya akan ditambah untuk mengawal percepatan pembangunan di Madura dan menyelesaikan banyak persoalan di sana sampai selesai," kata Gus Ipul di Surabaya, Ahad (18/2).
Gus Ipul menjabarkan, kegiatan berkantor di Madura dilaksanakan lantaran Pulau Garam itu menurutnya tak bisa hanya diberi kucuran dana. Banyak kebijakan yang harus dikawal langsung untuk mempercepat proses penyelesaian. Seperti permasalahan utama tentu saja tingkat kemiskinan.
"Sebab, hasil Kajian Ekonomi Regional (KER) Jawa Timur (Jatim) dari Bank Indonesia (BI) selama 2013-2015 menunjukkan bahwa Pulau Madura merupakan kawasan termiskin di Jawa Timur dengan rata-rata 21,86 persen. Jauh di atas rata-rata angka kemiskinan nasional 11,19 persen," ujar Gus Ipul.
Selain itu, lanjut Gus Ipul, tingkat pengangguran dan pendidikan di Madura masih rendah. Data BPS Jatim yang dirilis tahun lalu menunjukkan, angka partisipasi sekolah (APS) untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah pertama sebanding dengan rata-rata Jatim, yakni mencapai 90 persen.
Sementara, APS untuk tingkat menengah ke atas relatif rendah, yaitu 69,8 persen di Pamekasan, 58,7 persen di Bangkalan, dan 55,3 persen di Sampang. APS tingkat menengah atas tersebut lebih rendah dibanding rata-rata Jatim 70,4 persen.
"Situasi tersebut membuat angkatan kerja di Pulau Madura lebih banyak lulusan pendidikan dasar daripada pendidikan menengah atas," kata Gus Ipul.