Ahad 18 Feb 2018 13:28 WIB

Habib Rizieq: Jangan Tuduh Mereka Mau Jebak Saya

Habib menyerahkan urusan kepulangannya ini kepada Allah swt.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Elba Damhuri
Zakir Naik (duduk di paling kiri) bertemu dengan Habib Rizieq (kedua dari kanan) di Kediaman Syeikh Khalid Al Hamudi..
Foto: Sugito/Istimewa
Zakir Naik (duduk di paling kiri) bertemu dengan Habib Rizieq (kedua dari kanan) di Kediaman Syeikh Khalid Al Hamudi..

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Teka-teki kepastian kembalinya imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq terjawab sudah. Pada rekaman video yang tersebar sejak Sabtu (17/2) malam, Habib Rizieq pun angkat suara.

Ada pihak-pihak yang meminta Habib Rizieq pulang, ada juga yang menyarankan agar jangan dulu dengan berbagai pertimbangan. Yang penting, kata Habib, jangan berprasangka buruk.

Rizieq meminta kepada pendukungnya yang menemaninya di Tanah Suci agar tidak su'udhon (berburuk sangka) dengan dengan kawan-kawan yang ada di Indonesia. Ini terkait dengan mereka yang meminta Habib Rizieq segera kembali ke Indonesia.

Pihak yang ngotot meminta ia pulang, dikatakannya memiliki niat baik. "Jadi jangan dituduh kalau mereka mau menjebaklah," kata Habib Rizieq.

Begitu juga pihak-pihak yang meminta ia jangan pulang dulu. "Mereka juga punya niat yang baik," tegas Habib Rizieq.

Karena itu, ia mengatakan semua masukan dan usulan apakah pulang atau tidak, semua akan ditampung dan akan diterima. "Kita serahkan kepada Allah, kalau ada isyarat dari Allah SWT baru saya akan pulang," ungkap dia.

Isu kepulangan Habib Rizieq terdengar sudah sejak lama. Namun, pada kenyataannya Habib masih tetap tinggal di luar negeri. Beberapa hari ini beredar foto e-ticket atas nama Habib Rizieq pada 21 Februari menuju Jakarta.

Pengikut Habib bahkan sudah membentuk susunan panitia untuk penyambutan kedatangan Habib Rizieq. Ketua panitia penyambutan ada Eggi Sudjana dengan Wakil Ketua Nur Sukam.

Habib Rizieq merupakan imam besar FPI dan ikut menggerakkan massa pada Aksi 212 yang mendesak penindakan tegas terhadap Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Gubernur DKI saat itu. Ahok dinilai telah menistakan agama yang mendorong terjadinya aksi jutaan orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement