Kamis 15 Feb 2018 11:21 WIB

Mau Jadi Cawapres Jokowi? Ini Dua Syaratnya Versi JK

JK menyatakan pihaknya mendukung Jokowi maju dalam Pilpres 2019.

Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan keterangan pers usai pertemuan tertutup di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (6/2).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan keterangan pers usai pertemuan tertutup di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (6/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) sudah menyatakan penolakannya untuk maju lagi sebagai kandidat calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo untuk Pilpres 2019. JK ingin membuka pintu lebar bagi generasi muda untuk maju termasuk menjadi kandidat cawapres Jokowi.

Siapa yang layak mendampingi Jokowi, JK memberikan penilaian dan isyarat tersendiri. Menurut JK, sosok yang bisa mendampingi Joko Widodo harus memiliki dua syarat, yakni dapat membantu keterpilihannya dan membantu pekerjaan Presiden.

"Ya, saya kira memang semua tokoh berbeda-beda pengalamannya, caranya, tapi bagaimana semua tokoh bisa membantu keterpilihannya. Kedua, membantu dalam hal pekerjaan nanti. Dua-duanya mungkin ada yang punya syarat itu," ujar pria asal Bugis tersebut, Selasa (13/2).

Meski sudah memberikan syarat-syarat itu, JK mengaku belum memiliki nama yang akan diusulkan untuk menjadi calon wakil presiden. Dia kembali menegaskan, dua syarat itu menjadi penting dimiliki, yakni memiliki elektabilitas tinggi yang mampu mendulang suara tinggi dan bisa bekerja dengan efektif dan benar. "Tentu yang bisa memperluas jangkauan keterpilihan," ujar Jusuf Kalla.

JK mendukung pencalonan Jokowi sebagai capres karena selain bekerja dengan baik juga masih muda. Bentuk dukungannya seperti apa, JK belum bisa memastikannya. Saat ini, Golkar konsisten mendukung Jokowi maju pada Pilpres 2019.

 

Mencuatnya isu kembalinya JK dalam bursa pilpres 2018 muncul saat jurnalis senior Asia Times John Mcbeth membuat analisis menarik seputar pilpres 2019. Dalam tulisannya berjudul "Widodo steams towards easy second term" (Jokowi Menuju Kursi Presiden Kedua Kalinya) di Atimes.com pada 7 Februari 2018, McBeth menulis tentang kemungkinan kembalinya duet Joko Widodo-Jusuf Kalla pada pilpres 2019.

Sumber McBeth dari internal tim Jokowi menyatakan, JK merupakan pilihan yang paling aman bagi Jokowi untuk maju. Dibanding calon-calon lain dari kalangan Muslim, JK memiliki banyak kelebihan yang bisa mengambil dan memengaruhi suara-suara Muslim yang ini menjadi titik lemah Jokowi.

McBeth menulis, JK adalah Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang memiliki pengaruh luas dan kuat di kalangan umat Islam. Menurut McBeth, Jokowi saat ini memiliki kesulitan mendapatkan calon wakil presiden yang bisa diterima di kalangan Muslim konservatif yang jumlah suaranya sangat signifikan.

Dari survei SMRC beberapa waktu lalu, nama JK masih berkibar sebagai kandidat wapres paling tinggi. JK berada di atas Agus Harimurti Yudhoyono, putra mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga Ketua Umum Partai Demokrat. Agus dikatakan McBeth memiliki peluang besar digandeng Jokowi jika suara kalangan muda jauh lebih penting dan besar dibandingkan suara dari Muslim konservatif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement