Senin 29 May 2023 20:38 WIB

LSI Denny JA: Airlangga Hartarto Unggul di Isu Ekonomi Dalam Bursa Cawapres

Airlangga lebih unggul karena memiliki daya tawar sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus raharjo
Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Foto: dok pribadi
Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sosok calon wakil presiden (cawapres) yang berpengalaman di bidang ekonomi dinilai paling bisa menambah keunggulan untuk bakal calon presiden. Berdasarkan hasil riset Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, sosok cawapres yang berpengalaman di bidang ekonomi dinilai menjadi isu dan kebutuhan penting masyarakat.

"Kita melihat bahwa masyarakat lebih mementingkan isu ekonomi dibandingkan dengan isu yang lainnya. Kita melihat ada Airlangga Hartato kemudian ada juga Pak Erick Thohir dan Sandiaga Uno," ujar peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa dalam Konferensi Pers Hasil Temuan dan Analisis Survei Nasional LSI Denny JA bertajuk 4 Pertarungan Pilpres 2024, Senin (29/5/2023).

Baca Juga

Ketiga kandidat cawapres tersebut juga sama-sama memiliki latar belakang pengusaha. Selain itu, ketiganya juga sama-sama punya pengalaman dalam pemerintahan karena saat ini menjabat sebagai menteri di Kabinet Indonesia Maju. Dari riset LSI Denny JA, dari tiga nama kandidat cawapres yang berpengalaman di bidang ekonomi, Airlangga Hartarto lebih unggul dibanding Erick Thohir dan Sandiaga Uno.

Menurut Ardian, selain pengalaman pemerintahan dan pengusaha, Airlangga juga merupakan ketua umum partai terbesar kedua, yakni Partai Golkar. "Selain pengalaman di pemerintahan sebagai Menko Ekonomi dan juga pengusaha, kemudian juga yang tidak boleh dilupakan beliau juga ketua umum partai terbesar nomor dua (Golkar) di Pemilu 2019 yang lalu," ujarnya.

Hasil survei LSI Denny JA menemukan, ketika pertarungan isu ekonomi yang paling ditunggu oleh pemilih. Kondisi ini membuat cawapres yang memiliki pengalaman dengan isu ekonomi lebih diuntungkan. "Dengan catatan tersebut, Airlangga Hartarto memiliki daya tawar yang lebih tinggi bagi para calon presiden yang nantinya akan bertarung, baik Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, atau Anies Baswedan," tegas Ardian.

Survei LSI Denny JA juga menemukan sebelum pandemi Covid-19 (September 2019), pemilih yang menyatakan isu ekonomi sebagai hal yang paling penting sebesar 42,3 persen. Setelah itu, diikuti isu hukum 14,5 persen, politik 11,7 persen, budaya 8,6 persen, dan hubungan internasional 5,7 persen.

Namun, setelah pandemi, survei LSI Denny JA pada Mei 2023, mencatat pemilih yang menyatakan isu ekonomi sebagai hal yang paling penting meningkat sebesar 64,7 persen. Isu ekonomi diikuti isu hukum 10,7 persen, politik 8,2 persen, budaya 5,3 persen, dan hubungan internasional 3,1 persen.

“Pentingnya isu ekonomi akibat Covid-19, naik dari 42,3 persen (September 2019), ke 64,7 persen (Mei 2023). Terdapat kenaikan 22,4 persen,” ujar Ardian.

Dari survei yang sama, responden juga menginginkan sosok pemimpin yang kuat (Strong leader) untuk menumbuhkan perekonomian pascapandemi Covid-19. Berdasarkan kriteria ini, nama Prabowo muncul di urutan paling atas yang dianggap sebagai strong leader, dibandingkan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

Ardian mengatakan, semakin isu strong leader tumbuhkan ekonomi meluas, semakin Prabowo menjulang, semakin Ganjar menurun. "Pilpres masih delapan bulan lagi. Dukungan kepada capres masih mungkin naik dan turun. Namun tiga tahun pandemi membuat isu kebangkitan ekonomi dengan pemimpin yang kuat semakin dibutuhkan. Isu ini menguntungkan Prabowo," tegas Ardian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement