Kamis 15 Feb 2018 02:23 WIB

JK Tolak Maju Lagi, Bursa Cawapres Kembali Panas

Sejumlah nama dari Tuan Guru Bajang hingga Anies Baswedan muncul sebagai cawapres.

Rep: Amri Amrullah, Dessy Suciati, Febrianto A Saputro/ Red: Elba Damhuri
Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri pertandingan Invitation Tournament Asian Games 2018 cabang olahraga Taekwondo di JIexpo Jakarta, Sabtu (10/2).
Foto: Akbar Nugroho Gumay/Antara
Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri pertandingan Invitation Tournament Asian Games 2018 cabang olahraga Taekwondo di JIexpo Jakarta, Sabtu (10/2).

REPUBLIKA.CO.ID, John Mcbeth berhasil membuat ramai dinamika perpolitikan Tanah Air dengan dua tulisannya yang cukup menghebohkan. Pertama, kritik jurnalis senior Asia Times itu terhadap Presiden Joko Widodo dalam artikel /Widodo's Smoke and Mirrors Hide Hard Truths'.

Tulisan kedua, soal ramalannya bakal majunya lagi Jusuf Kalla (JK) mendampingi Jokowi pada Pilpres 2019, dalam artikel berjudul "Widodo steams towards easy second term". JK merasa tidak punya hasrat lagi menjadi cawapres.

Jusuf Kalla menepis kabar dirinya akan kembali maju dalam bursa pemilihan presiden dan wakil presiden pada 2019. Dia menegaskan tidak akan maju lagi dalam pilpres 2019 karena mempertimbangkan usia. "Saya ini mempertimbangkan juga segi umur," ujar JK, Selasa (13/2).

JK justru mendorong para kader-kader muda untuk memberikan sumbangsih kepada bangsa dalam pemilihan presiden 2019.

Adapun dia mendukung Presiden Joko Widodo untuk kembali mencalonkan diri dalam pemilihan presiden di 2019 mendatang karena dinilai masih mampu. "Biarkan yang lebih muda, Pak Jokowi masih muda dibanding saya," kata JK.

JK secara tegas menyatakan dukungannya kepada Presiden Joko Widodo dalam pemilihan presiden 2019. Namun, JK belum secara terperinci membeberkan bentuk dukungan tersebut.

Adapun di sisi lain, JK memberikan isyarat mengenai sosok yang cocok mendampingi Joko Widodo dalam pemilihan presiden 2019. Menurut dia, sosok yang bisa mendampingi Joko Widodo harus memiliki dua syarat, yakni dapat membantu keterpilihannya dan membantu pekerjaan Presiden.

"Ya, saya kira memang semua tokoh berbeda-beda pengalamannya, caranya, tapi bagaimana semua tokoh bisa membantu keterpilihannya. Kedua, membantu dalam hal pekerjaan nanti. Dua-duanya mungkin ada yang punya syarat itu," ujar pria asal Bugis tersebut.

Meski sudah memberikan syarat-syarat, JK mengaku belum memiliki nama yang akan diusulkan untuk menjadi calon wakil presiden. Dia kembali menegaskan, sosok yang mendampingi Joko Widodo nantinya harus memiliki dua syarat tersebut.

Dengan sikapnya itu, JK membuka panggung cawapres khususnya Jokowi kembali panas. Sejumlah nama yang belakangan ini disebut-sebut masuk survei kandidat cawapres bisa tersenyum lega lagi.

Nama-nama itu antara lain Muhaimin Iskandar, Tuan Guru Bajang Zainul Majdi, Agus Harimurti Yudhoyono, Gatot Nurmantyo, Moeldoko, Ahmad Heryawan, Airlangga Hartarto, Budi Gunawan, Sri Mulyani, hingga Susi Pudjiastuti. Nama-nama ini juga muncul dalam survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, beberapa waktu lalu.

Peneliti LSI Adjie Alfaraby mengatakan dari bursa cawapres berlatar belakang Islam, ada dua nama yang berpeluang dibanding tokoh yang lain. Keduanya adalah Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang memiliki popularitas sebesar 32,4 persen dan Gubernur NTB Zainul Majdi, yang popularitasnya mencapai 13,9 persen.

Untuk wapres berlatar belakang militer, tiga nama yang paling menonjol adalah, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan popularitas sebesar 71,2 persen. Sementara mantan panglima TNI Gatot Nurmantyo memiliki popularitas 56,5 persen dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dengan popularitas 18,0 persen.

Dari bursa cawapres dari latar belakang parpol, menurut Adjie, ada dua nama yang muncul, yaitu Ketum Golkar Airlangga Hartarto dengan popularitas 25 persen dan Kepala BIN Jenderal (Purn) Budi Gunawan yang punya popularitas 16 persen. Dari kalangan profesional, ada empat nama: Susi Pudjiastuti, Sri Mulyani, Chairul Tanjung, dan Aksa Mahmud.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) yang namanya masuk dalam bursa cawapres versi PKS mengaku akan merenung terlebih dahulu. Aher belum memikirkan langkah politiknya setelah tak lagi menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat. "Itu kan partai, kan saya belum bergerak apa-apa masih fokus kerja sebagai gubernur," kata Aher.

Nama Anies Baswedan juga muncul dalam bursa cawapres. Anies dipasangkan dengan Prabowo Subianto. Duet Prabowo-Anies diperkirakan akan memperketat persaingan Pilpres 2019. Apalagi, seperti ditulis John Mcbeth, peluang ke arah sana ada, tinggal menunggu kinerja Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta dalam beberapa bulan ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement