REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- UMKM berkontribusi hingga 70 persen terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Kota Bogor. UMKM juga jadi andalah di tengah stagnansi sektor manufaktur tidak tumbuh.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota BogorAnas S. Rasmana mengatakan, saat pertumbuhan ekonomi nasional di level 5,01 persen dari proyeksi 5,2 persen, pertumbuhan ekonomi Kota Bogor mencapai 6,7 persen pada 2017. Tumpuan utamanya adalah sektor jasa dan UMKM.
Sektor UMKM menyumbang 70 persen terhadap PAD Kota Bogor. Pertumbuhan UMKM sendiri meningkat dari 12 ribu ke 23 ribu UMKM.
Anas berharap UMKM di Bogor makin meningkat. Sebab pertumbuhan sektor formal seperti pabrik stagnan. ''Sektor perdagang dan UKM jadi andalan,'' ungkap Anas usai meluncurkan Go Food Festival di lahan bekas Bale Binarum, Bogor, Rabu (14/2).
Pengembangan UMKM di Bogor sendiri sudah dibuat cetak birunya dengan Kebun Raya sebagai daya tarik sentral kota. Ini sekaligus jadi bagian fokus Kota Bogor yakni pelestarian warisan budaya, digitalisasi, dan kota hijau ramah lingkungan.
Anas mengklaim, dalam tujuh tahun terakhir ini, sudah berdiri 27 hotel baru, 280 restoran baru, 12 tempat hiburan, dan 200 perkantoran di Kota Bogor. Tingkat okupansi hotel di Kota Bogor juga mencapai 71 persen yang dikontribusikan dari berbagai kegiatan pertemuan, insentif, konvensi, dan eksibisi (MICE).
''Tapi memang, kami masih kurang tempat wisata kuliner unik,'' ucap Anas.
UMKM sendiri tak cuma ditangani Dinas Koperasi dan UMKM, tapi juga tujuh dinas lainnya seperti Dinas Perdagangan dan Dinas Kesehatan Kota Bogor. Dari informasi yang dimuat di halaman resmi Pemerintah Provinsi Jawa Barat, PAD Kota Bogor pada 2016 sebesar Rp 784,7 miliar dan pada 2015 sebesar Rp 829,2 miliar.