Senin 12 Feb 2018 12:00 WIB

Museum Diorama Purwakarta Buat Turis Jepang Terkesan

Museum ini memadukan kultur dan teknologi

Suasana Museum Diorama Nusantara, di Kabupaten Purwakarta.
Foto: Ita Nina Winarsih/Republika
Suasana Museum Diorama Nusantara, di Kabupaten Purwakarta.

REPUBLIKA.CO.ID,  PURWAKARTA -- Turis asal Osaka, Jepang terkesan dengan penyajian data sejarah di Museum Diorama Panyawangan Tatar Sunda di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Museum ini dinilai mampu memdaukan kultur dan teknologi.

"Ini museum berkelas, sangat menarik. Ada perpaduan kultur dan teknologi dalam museum itu," kata Satomi Deguci, seorang turis asal Jepang seperti yang disampaikan dalam siaran pers yang diterima di Purwakarta, Senin (12/2).

Warga Jepang beusia 22 tahun ini mengaku telah lama mendengar nama Purwakarta dari salah seorang warga Purwakarta yang studi sambil bekerja di Jepang.

Penasaran tentang cerita temannya itu, perempuan yang aktif di Japan Foundation itu menyempatkan terbang dari Jepang ke Indonesia. Ia tiba pada Sabtu (10/2) siang dan langsung menuju Museum Diorama Panyawangan Tatar Sunda, di Jalan KK Singawinata, Purwakarta.

Usai berkeliling, Satomi mengaku terkesan dengan penyajian data sejarah di museum tersebut, ada perpaduan spirit kultur dan teknologi yang disajikan dalam museum tersebut.

"Museum ini memadukan kultur dan teknologi. Belajar sejarah tapi mengasyikan, saya sempat belajar meniup suling Sunda di museum itu," katanya.

Ia menilai Purwakarta merupakan daerah yang mengedepankan kultur sebagaimana tempat tinggalnya di Jepang. Karena itu, ia merasakan, berkunjung ke Purwakarta sama halnya dengan pulang ke rumah sendiri.

Sementara itu, dalam berbagai kesempatan, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi sering melontarkan filosopi budaya orang Jepang dalam membangun daerah. Meskipun sudah menjadi negara maju dan modern, Jepang tidak pernah meninggalkan kultur bangsanya sendiri.

"Jepang itu produsen kendaraan bermotor, tapi warga Jepang tidak bisa sembarangan memiliki kendaraan bermotor. Anak-anak Jepang masih belajar menenun kimono, anak-anak Jepang masih belajar menyajikan teh. Kemajuan mereka didasarkan pada kultur bangsanya," kata Dedi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement