REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Keberadaan diorama di Kabupaten Purwakarta, membuat penasaran sejumlah pihak. Salah satunya, Dinas Kebudayaan Provinsi Riau. Rombongan instansi ini, datang dari jauh hanya ingin melihat fasilitas publik yang digagas oleh mantan Bupati Dedi Mulyadi tersebut. Apalagi, diorama di wilayah ini ada tiga lokasi dengan tema yang berbeda.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, Yose Rizal, mengatakan, pihaknya sangat penasaran dengan Kabupaten Purwakarta. Apalagi, di wilayah ini terdapat museum yang mengusung konsep digital. Yaitu diorama. Popularitas diorama dan objek wisata lainnya di Purwakarta ini, santer terdengar sampai Riau.
"Makanya, kami sangat penasaran ingin melihat langsung diorama digital ini," ujar Yose, kepada sejumlah media, Kamis (29/3).
Menurut Yose, perjalanan yang jauh dari Riau ke Purwakarta ternyata tidak sia-sia. Apalagi, setelah rombongannya ini menyaksikan langsung museum diorama yang berada di jantung kota Purwakarta ini.
Rombongan dari Riau ini, berkeliling ke Diorama Panyawangan Tatar Sunda, Diorama Nusantara, Diorama Indung Rahayu serta Museum Wayang. Menurut Yose, diorama dengan konsep digital ini sangat luar biasa. Terutama, dalam penyuguhan data yang dibuat atraktif. Sehingga, pengunjung tidak bosan.
Biasanya, data-data sejarah yang ada di museum itu, berupa manuskrip tulisan dalam bentuk lembaran kertas ataupun buku. Sehingga, data sejarah dalam bentuk arsip tulisan itu dinilai sangat membosankan.
Tetapi, di museum diorama yang ada di Purwakarta ini sangat berbeda. Pengunjung bisa belajar sejarah dengan konsen audio visual. Bahkan, ada tayangan-tayangan sejarah tiga dimensi. Jadi, data-data sejarah ini dibuat sedemikian rupa. Sehingga, warga bisa menpelajarinya dengan cepat. Tanpa bosan.
"Sangat bagus. Suguhan data sejarahnya sangat menyenangkan," ujarnya.
Akan tetapi, lanjut Yose, ada yang kurang dari museum diorama ini. Yakni, tidak tersedianya alat khusus bagi penyandang tuna netra. Padahal ini sangat penting. Sebab, dirinya yakin banyak penyandang tuna netra yang ingin belajar sejarag juga.
Selain itu, lanjut Yose, data yang ada di diorama, terutama diorama nusantara ini perlu penegasan lagi. Terutama, data mengenai daerah yang dulunya menjadi pusat kerajaan Hindu. Hal ini sangat penting. Karena, kaitannya dengan nama daerah.
"Kami sudah kasih saran dan masukan bagi Dinas Kearsipan dan Perpusatakaan yang mengeloka diorama. Semoga kedepannya fasilitas publik ini semakin lengkap dan detail lagi datanya," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Purwakarta, Nina Meinawati, mengaku, sangat mengapresiasi atas kunjungan dari Dinas Kebudayaan Provinsi Riau ini. Apalagi, rombongan ini tak sekedar melihat diorama dan museum. Melainkan, sudah memberi saran dan masukan yang positif.
"Kami sangat berterima kasih atas masukannya. Hal ini, akan kita lengkapi dan perbaiki lagi," ujarnya.