Ahad 11 Feb 2018 14:29 WIB

Penyerangan Gereja Lidwina, HNW: Ini Tantangan Umat Beragama

Empat orang jamaat dan satu petugas kepolisian menjadi korban.

Rep: Muhyiddin/ Red: Andi Nur Aminah
Gereja Santa Lidwina di Padukuhan Bedog, Desa Trihanggo, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, DIY. Gereja ini mengalami penyerangan usai menggelar misa pada Ahad (11/).
Foto: REPUBLIKA/Wahyu Suryana
Gereja Santa Lidwina di Padukuhan Bedog, Desa Trihanggo, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, DIY. Gereja ini mengalami penyerangan usai menggelar misa pada Ahad (11/).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyerangan di Gereja Santa Lidwina Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dilakukan orang tak dikenal Ahad (11/2). Empat orang jamaat dan satu petugas kepolisian menjadi korban atas tindakan pelaku yang membawa pedang tersebut.

photo
Gereja Santa Lidwina di Padukuhan Bedog, Desa Trihanggo, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, DIY. Gereja ini mengalami penyerangan usai menggelar misa pada Ahad (11/).

 

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Hidayat Nur Wahid mengatakan, penyerangan tersebut merupakan tantangan bagi umat beragama di Indonesia. "Pagi ini ada yang nyerang gereja. Jadi semuanya menurut saya tantangan dari umat beragama untuk tetap waspada," ujarnya saat ditemui usai acara puncak perayaan agenda PBB World Interfaith Harmony Week  di Jakarta Convention Hall (JCC), Jakarta, Ahad (11/2).

Menurut HNW, semua umat beragama harus waspada karena ada pihak-pihak yang sengaja untuk menghancurkan kerukunan umat beragama di Indonesia. Apalagi, belum lama ini juga terjadi penyerangan terhadap kiai yang diduga dilakukan oleh orang gila. "Ada pihak-pihak yang ingin mengacaubalaukan kehidupan beragama di Indonesia, yang Islam diserang barangkali curiga sama yang non-Islam, yang non-Islam diserang biar curiga dengan yang Islam," ucap HNW.

 

photo
Petugas kepolisian melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus penyerangan di Gereja Katholik St. Lidwina, Jambon, Trihanggo, Gamping, Sleman, DI Yogyakarta, Ahad (11/2).

Penyerangan tempat ibadah umat kristiani tersebut juga merupakan tantangan bagi para pimpinan umat beragama. Namun, menurut dia, polisi juga harus melakukan tindakan preventif agar masalah ini tidak terulang lagi. "Tapi juga polisi penegak hukum supaya mereka betul betul mengayomi seluruh bangsa, sehingga hal ini dapat dicegah agar tidak terjadi pihak-pihak yang mau memprovokasi umat agama agar tidak terjadi pada akhirnya," katanya.

HNW menambahkan, semua pihak juga harus turut bertanggung jawab atas terjadi kejadian-kejadian yang dapat merusak umat beragama di Indonesia. "Saya berharap semua pihak betul-betul bertanggungjawab jawab pada Pancasila dan biarlah hukum ditegakkan setegak-tegaknya kepada siapapun yang melakukan kejahatan kepada tokoh- tokoh umat beragama," jelasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement