Jumat 09 Feb 2018 19:48 WIB

150 Pasukan Oranye Bersihkan Kotoran Pascabanjir

Anggota 'pasukan oranye' adalah bantuan dari kecamatan dan lurah se-Pancoran.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas PPSU, Bina Marga dan Damkar membersihkan lumpur pascabanjir (ilustrasi)
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Petugas PPSU, Bina Marga dan Damkar membersihkan lumpur pascabanjir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Sebanyak kurang lebih 150 petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) atau 'pasukan oranye' saling membantu membersihkan lumpur dan sampah di RW 01 dan RW 02 Kelurahan Pengadegan, Kecamatan Pancoran Jakarta Selatan. Lurah Pengadegan, Muhammad Mursid mengatakan, anggota Pasukan Oranye tersebut merupakan bantuan dari kecamatan dan juga rekan-rekan lurah se-Kecamatan Pancoran.

Mursid mengungkapkan masing-masing lurah mengirimkan lima anggota PPSU untuk membersihkan sisa lumpur dan sampah. "Saya berterimakasih pada Pak Camat Pancoran tanpa beliau saya tidak mungkin bisa melakukan ini. Total bantuan kecamatan dan rekan-rekan lurah itu totalnya jadi 150 PPSU. Masing-masing lurah beri lima orang PPSU," ungkap Mursid.

Saat ini, petugas dari PPSU, pemadam kebakaran, dan Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Selatan terus membersihkan sisa lumpur dan sampah. Hal ini harus segera dilakukan karena apabila lumpur mengering, akan semakin sulit dibersihkan.

Menurut Mursid, pembersihan lumpur dan sampah membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak. Selain bantuan pemerintah, warga juga harus ikut membersihkan lingkungan mereka. "Jumlah itu belum sama warga. Iya harus ada warga. Warga mesti peduli sama lingkungannya," lanjut dia.

Tercatat pada Jumat (9/2) lumpur setinggi 60 cm masih menggenangi rumah warga. Petugas dibantu warga terus membersihkan lumpur tersebut. Sementara itu, air banjir telah surut sepenuhnya.

Selain bantuan pembersihan, kelurahan juga menyediakan bantuan sembako dan kebutuhan sehari-hari. Posko bantuan terdapat di Kantor Kelurahan. Bantuan-bantuan diberikan dari Karang Taruna, Sibat PMI, Satgana, Para RW, LMK, FKDM, serta ibu-ibu PKK. "Bantuan seperti ini harus ada di satu titik, supaya masyarakat tidak bingung," ujar Mursid.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement