Jumat 09 Feb 2018 00:45 WIB

Saksi Ungkap Sejumlah Perusahaan Milik Keluarga Setnov

Setnov membantah kesaksian tersebut.

Terdakwa kasus korupsi pengadaan KTP elektronik Setya Novanto (kiri) dan penasehat hukum Maqdir Ismail mendengarkan keterangan saksi.
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Terdakwa kasus korupsi pengadaan KTP elektronik Setya Novanto (kiri) dan penasehat hukum Maqdir Ismail mendengarkan keterangan saksi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Direktur PT Murakabi Sejahtera Deniarto Suhartono mengungkapkan sejumlah perusahaan yang kepemilikan saham mayoritasnya dimiliki keluarga Setya Novanto (Setnov).

"Pada BAP No 7 saudara menyebutkan pada sekitar Juni 2008 Heru Taher kembali melakukan perubahan dengan memasukkan saya Deniharto sebesar 10 persen dan memasukkan Deisti Astriani Tagor, istri Setya Novanto sebagai komisaris dengan pemilik saham 50 persen. Reza Herwindo yang saya kenal sebagai anak Setya Novanto kepemilikan saham 30 persen tanpa menjadi pengurus sehingga keluarga Setnov jadi pemilik di PT Mondialindo Graha Perdana, apa ini benar?" tanya jaksa penuntut umum KPK Eva Yustisiana di gedung pengadilan tindak pidana korupsi (Tipikor) Jakarta, Kamis (8/2).

"Iya, tapi itu semua yang mengurus staf Pak Heru," jawab Deniarto yang dihadirkan sebagai saksi. Deniarto menjadi saksi untuk terdakwa Setnov dalam sidang kasus dugaan pengadaan KTP-elektronik.

Namun pada September 2011, kepemilikan keluarga Setnov, yaitu Deisti dan Reza beralih ke Cyprus Antonia Tatali sebesar 80 persen. Namun Cyprus tidak aktif dan tidak mengurus Mondialindo dan menyerahkan ke Deniarto. PT Mondialindo merupakan pemegang saham mayoritas sebesar 42,5 persen dari PT Murakabi Sejahtera, salah satu perusahaan peserta proyek KTP-el.

Anak Setnov Jadi Komisaris Sekolah Penerbangan tanpa Modal

Atas kesaksian Deniarto itu, Setnov membantahnya. "Mengenai PT Murakabi, kalau tak salah dengar perusahaan itu milik keluarga Novanto. Bapak tahu dari mana? Kalau kita melihat saham Murakabi, 42,5 persen milik Mondialindo, sebagai saham mayoritas yang dimiliki keluarga saya, itu di 2007, apakah di 2007 itu keluarga saya sudah masuk ke PT Murakabi?" tanya Setnov.

"Belum," jawab Deniarto.

Selanjutnya, Deniarto juga mengungkapkan soal penjualan kantor lantai 27 Menara Imperium yang tadinya merupakan kantor PT Murakabi Sejahtera. Kantor itu dijual ke PT Inti Anugerah Kapitalindo yang dimiliki Hairiansyah. Kantor dijual pada 2014 seharga Rp 5 miliar. Saat menandatangani akta jual beli, Hairiansyah mengatakan bertemu dengan Setya Novanto.

"Kalau pembeli pernah tanya ke saya, itu pemiliknya Pak Nov, uang masuk untuk setoran modal dari PT Graha Mardika Sejahtera, saham PT Graha Mardika Sejahtera itu 85 persen milik anak pak Novanto," ungkap Deniarto.

Saat masih beroperasi, PT Murakabi Sejahtera juga hanya punya dua karyawan aktif dan tidak punya aset namun jadi kepala konsorsium sebagai perusahaan pendamping tender KTP-el. "Saya lihatnya cuma pegawai dua orang, yang lain saya, Cyprus dan Irvanto," katanya.

Irvanto adalah keponakan Setnov.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement