Kamis 08 Feb 2018 07:34 WIB

Kemendes Sediakan Rp 50 Juta untuk BUMDes Pengelola Embung

Pemerintah mengharapkan embung di desa bisa menjadi destinasi wisata.

proyek pembangunan embung yang dilaksanakan di Nagari atau Desa Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatra Barat
proyek pembangunan embung yang dilaksanakan di Nagari atau Desa Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatra Barat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) akan memberikan bantuan senilai Rp 50 juta kepada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang mengelola embung untuk dijadikan destinasi wisata. Bibit ikan dan pompa air gratis juga akan disediakan.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, pada Rabu (7/2), melakukan peninjauan bersama Presiden RI Joko Widodo ke pembangunan embung di Nagari (Desa) Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatra Barat. "Setiap embung yang jadi ini nanti akan dikasih bibit ikan dan pompa air gratis. Pemberian itu di luar dari pemberian bantuan pada BUMDes untuk membuat destinasi wisata," kata Eko, Rabu.

Lebih lanjut, Eko menyampaikan, bahwa embung yang dinilai bisa bermanfaat untuk pemerataan ekonomi, juga diharapkan bisa mengurangi stunting atau kekurangan gizi pada anak karena adanya protein yang dihasilkan dari ikan yang berasal dari embung. "Ikannya diharapkan dibagikan gratis kepada anak-anak miskin agar bisa mengurangi stunting. Dalam tiga tahun terakhir ini, kami sudah bisa mengurangi 10 persen stunting. Kita harapkan dengan adanya ikan yang menghasilkan protein dapat mengurangi stunting lebih cepat lagi," katanya pula.

Mengenai peninjauan embung di Nagari Sitiung, Eko mengatakan bahwa pelaksanaan pembangunan embungnya sudah sesuai dengan arahan Presiden RI. Yakni, dalam pelaksaannya melibatkan masyarakat dengan mendapatkan upah.

"Dalam pengerjaan embungnya dipakai tenaga kerja dari masyarakat. Masyarakat bisa mendapatkan upah karena mereka dibayar secara mingguan, sehingga bisa meningkatkan daya beli di desanya," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement