Senin 05 Feb 2018 17:09 WIB

Siswa Diponegoro Gelar Shalat Ghaib untuk Guru Budi

Diperlukan komunikasi antara guru dan murid agar kejadian seperti ini tak terulang.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Teguh Firmansyah
Sianit Sinta menujukkan foto mendiang suaminya Ahmad Budi Cahyanto guru SMAN 1 Torjun yang tewas dipukul siswanya sendiri, di Desa Tanggumung, Sampang, Jawa Timur, Sabtu (3/2).
Foto: Antara
Sianit Sinta menujukkan foto mendiang suaminya Ahmad Budi Cahyanto guru SMAN 1 Torjun yang tewas dipukul siswanya sendiri, di Desa Tanggumung, Sampang, Jawa Timur, Sabtu (3/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kasus penganiayaan terhadap seorang guru hingga berujung maut di Sampang, Madura pekan lalu, memantik empati ratusan siswa siswi serta para guru di Yayasan Pendidikan Islam Diponegoro Solo.

 

Pada Senin (5/2) siang, para siswa melakukan shalat ghoib dan doa bersama untuk Ahmad Budi Cahyono (26 tahun), seorang guru di SMAN 1 Torjun yang menjadi korban usai dipukul siswanya di sela-sela berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.

"Kami mendoakan dan turut empati dan simpati atas wafatnya rekan seprofesi kami. Dan kami ingin mengajak anak bisa saling menghargai karena bagaimanapun berkahnya ilmu ada di ridha para guru," tutur Kepala Sekolah SMP Islam Diponegoro, Namara Dirgantara.

Dalam kesempatan tersebut, siswa juga diajak untuk bermuhasabah diri dan memahami perjuangan guru. Siswa pun antusias saat menyaksikan pemutaran video kisah perjalanan serang guru untuk mengajar.

Menurut Namara, agar kasus yang menimpa Budi Cahyono tak terulang, diperlukan komunikasi hingga terjalin hubungan yang harmonis antara guru dan murid. Dia mengungkapkan antara guru dan murid sudah semestinya melahirkan saling menghormati dan menyayangi.

 

Baca juga, Guru Budi Sempat Ceritakan Pemukulan Dirinya.

 

Sebab itu, ia pun berharap siswanya dapat lebih menghargai guru yang mendidik. Disamping itu, dia berharap guru lebih sabar dalam membimbing siswanya.

 

"Saya ingin siswa ini punya karakter, kami sangat prihhatin dengan apa yang menimpa almarhum. Tapi semua ada hikmah, kita harua lebih belajar menyayangi dan menghormati", katanya.

Seperti diketahui Budi Cahyono meninggal usai mendapat pukulan dari muridnya, HI saat berlangsungnya mata pelajaran seni lukis. HI yang tak terima dengan teguran gurunya itu kemudian memukul hingga Budi Cahyono tersungkur.  Dari diagnosis rumah sakit Dr Soetomo korban mengalami mati batang otak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement