Ahad 04 Feb 2018 21:58 WIB

TKI Asal Indramayu 12 Tahun tanpa Kabar di Malaysia

Sumiyati hanya satu kali pernah mengirim surat di tahun 2007

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Hazliansyah
[ilustrasi] Paspor milik tenaga kerja Indonesia.
Foto: REPUBLIKA/Yasin Habibi
[ilustrasi] Paspor milik tenaga kerja Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Indramayu yang hilang kontak saat bekerja di Malaysia kembali terjadi. Kali ini, hal itu menimpa Sumiyati binti Raswan Iyas (29), asal Desa Wanguk, Blok Balong Adem, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu.

 

Raswan, ayah kandung dari Sumiyati menjelaskan, anaknya berangkat bekerja ke Malaysia sejak 16 Juni 2006. Hingga saat ini, anaknya tak kunjung ada kabar beritanya.

 

"Jadi sudah hampir 12 tahun. Selama itu, anak saya hanya pernah satu kali kirim surat," kata Raswan, di Indramayu, Ahad (4/2).

 

Raswan mengatakan, Sumiyati sangat sayang kepada keluarga. Karena itu, Sumiyati rela pergi berangkat kerja ke Malaysia untuk membantu perekonomian keluarga yang masih serba kekurangan.

 

"Karena tujuan anak saya baik, maka saya izinkan untuk berangkat ke Malaysia. Tapi saat ini kami tidak tahu bagaimana kabar berita Sumiyati di sana", tutur Raswan dengan nada sedih.

 

Ibu kandung Sumiyati, Carmi, menuturkan, anaknya bekerja ke Malaysia dengan direkrut oleh Tarmin, seorang sponsor asal Desa/Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu. Setelah itu, anaknya diberangkatkan ke Malaysia melalui PT Triganda, Jelambar, Jakarta Barat.

 

Carmi menambahkan, setelah setahun lebih berada di Malaysia, atau tepatnya pada 30 Oktober 2007, Sumiyati pernah berkirim surat pada keluarga. Isinya, memberitahukan bahwa dirinya bekerja pada majikan bernama Madevi, seorang warga Malaysia keturunan India.

 

"Dalam surat itu anak saya bilang dalam kondisi baik. Tapi selama bekerja belum pernah mendapat gaji dari majikannya," tutur Carmi.

 

Saat berkirim surat pada keluarganya itu, Sumiyati menggunakan alamat Jalan Batu Tiga Lama, Blok C5 - 3A, Dinasty Condo Klang, Klang Selangor, Darul Ensan, Malaysia. Surat itu merupakan surat pertama dan terakhir yang dikirimkannya kepada keluarganya di Indramayu.

 

"Kami sudah sering mengadu ke sponsor, tapi sampai saat ini anak saya masih belum juga ada kabarnya," keluh Carmi.

 

Pihak keluarga lantas mengadukan masalah tersebut kepada Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Kabupaten Indramayu. Pihak SBMI Indramayu pun berjanji akan berusaha membantu menemukan keberadaan Sumiyati.

 

"SBMI Indramayu akan menindaklanjuti pengaduan dari keluarga dengan  membuat surat pengaduan ke Kementerian Luar Negeri dan KBRI Malaysia," tandas Ketua SBMI Kabupaten Indramayu, Juwarih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement