Sabtu 03 Feb 2018 06:21 WIB

'Pelaku Sakit Jiwa atau Normal, Umat Islam Harus Waspada'

Fahira meminta umat Islam tetap tenang menyikapi kasus penganiayaan ulama

Rep: Novita Intan/ Red: Bilal Ramadhan
Fahira Idris
Foto: dok.Istimewa
Fahira Idris

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hanya dalam hitungan minggu terjadi dua peristiwa tidak biasa yang menimpa ulama dan ustadz di Provinsi Jawa Barat. Bahkan, peristiwa terakhir meninggalkan duka mendalam karena Ustaz Prawoto yang juga Komandan Brigade PP Persis meninggal dunia akibat dianiaya.

Ketua Komite III DPD, Fahira Idris meminta masyarakat tidak terpancing kejadian berantai tersebut. Terpenting permasalahan itu tengah diproses oleh pihak kepolisian secara hukum yang berlaku.

"Saya sangat berharap umat tetap tenang dan jernih melihat kejadian-kejadian yang menimpa ulama dan ustaz kita belakangan ini," ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Jakarta, Sabtu (3/2).

Menurut Fahira, walaupun kedua orang penganiayaan ini diduga sakit jiwa tapi proses hukum harus tetap berjalan. "Apapun motif pelaku, disengaja atau spontanitas, pelaku sakit jiwa atau normal, umat Islam harus waspada dan saling menjaga terutama menjaga para ulama dan ustaz," ungkapnya.

Lebih jauh, ia mengaku sangat prihatian akibat insiden tersebut. Di mana, menyaksikan KH Emon Umar Basyri dianiayai dengan begitu brutalnya dan kehilangan Ustaz Prawoto yang juga Komandan Brigade PP Persis, juga dianiayai dengan begitu kejinya.

"Kejadian seperti ini tentu memancing tanda tanya dan curiga," ucapnya.

Ia menyebut, yang berhak menentukan kedua pelaku penganiayaan ulama dan ustaz ini mengalami gangguan kejiwaan atau tidak adalah hakim pada persidangan berdasarkan bukti-bukti yang ada, salah satunya dengan mendengar keterangan ahli. Jadi penyidik kepolisian tidak berwenang mengambil kesimpulan pelaku mengalami gangguan jiwa atau menghentikan penyidikan karena pelaku pengidap gangguan jiwa.

"Jadi apapun kondisinya, pelaku harus diseret ke pengadilan. Kejadian yang beruntun ini harus menjadi perhatian serius karena terjadi di provinsi yang sama yang juga sebentar lagi akan menggelar pilkada, bentuk penganiayaannya sama, pelakunya sama-sama diduga gila. Polisi harus usut tuntas," ungkapnya.

Seperti diketahui, Komando Brigade PP Persis, Ustaz Prawoto meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan di rumah sakit akibat dianiaya seorang pria pada Kamis (2/1) pagi. Kabar itu telah diumumkan oleh Pimpinan Wilayah Persis Jabar dalam laman Facebook mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement