REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Wakil Wali Kota Cimahi Ngatiyana mengatakan, penemuan dua kerangka mayat di Gang Nusa, Kelurahan Melong, Kota Cimahi, Jawa Barat, merupakan kasus yang unik. Ia menyayangkan masalah itu baru diketahui sekarang, padahal dua jasad yang sudah menjadi kerangka disimpan kurang lebih dua tahun terakhir.
"Ini unik (kasusnya), mudah-mudahan tidak terjadi lagi," ujar Ngatiyana kepada wartawan saat ditemui di Mapolres Cimahi, Kamis (1/2).
Ngatiyana mempertanyakan peran tetangga yang tidak mengetahui kondisi keluarga Neneng Hatidjah. "Sangat menyayangkan, kenapa penemuan kerangka mayat sudah sekian lama baru ditemukan. Padahal di situ ada tetangga, apakah orang tidak pernah bergaul? Itu harusnya tidak terlalu lama diketahui," ujarnya.
Ngatiyana menambahkan, Pemerintah Kota Cimahi selalu menyosialisasikan kepada masyarakat agar waspada dan melakukan deteksi dini di lingkungannya. Terutama ketika ada pendatang baru harus terlebih dahulu dikenal. "Kami sering menyampaikan kepada seluruh warga, pelajari kanan kiri dan belakang, tetangga. Barangkali ada orang pendatang tidak dikenal dan selalu mengetahui kondisi kanan kiri," jelasnya.
Menurut Ngatiyana, kejadian penemuan kerangka mayat di wilayah komplek akan menjadi bahan evaluasi. Terutama membuat peringatan kepada masyarakat khususnya RT-RW agar lebih waspada terhadap lingkungannya. "Apabila terjadi seperti itu (penemuan mayat) segera lapor dan deteksi dini," katanya.
Ngatiyana melanjutkan, RT dan RW harus mengetahui jumlah keluarga di wilayahnya. "Ini bahan evaluasi kami, mudah-mudahan tidak terjadi lagi dengan cara meningkatkan lagi kewaspadaan," katanya.
Sebelumnya, Neneng Hatidjah, warga Gang Nusa, Melong, Kota Cimahi menyimpan jasad suaminya, Nanung Sobana (86 tahun) dan anaknya, Hera Sri Herawati (50 tahun) kurang lebih dua tahun lebih. Saat ditemukan kondisi jasad sudah berbentuk kerangka. Keduanya sudah dikuburkan oleh aparat kepolisian saat ditemukan, Selasa (30/1).