REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Polisi menemukan kerangka anak berusia di bawah 12 tahun di bawah jembatan Tol Semarang-Solo Km 426 di Kabupaten Semarang. Kerangka anak itu diduga terkait penemuan jasad perempuan tanpa identitas korban pembunuhan di area yang sama beberapa hari sebelumnya.
"Ditemukan sudah dalam kondisi kerangka, sekitar 1 km dari lokasi penemuan jasad perempuan yang ditemukan beberapa hari lalu," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah Kombes Pol.Djuhandani di Semarang, Rabu.
Jasad perempuan yang diketahui bernama Sweetha Kusuma Gatra Subardiya (32) warga Yogyakarta tersebut ditemukan di Km 425 Tol Semarang-Solo di wilayah Banyumanik, Kota Semarang. "Kerangka anak yang ditemukan hari ini (Rabu), kata Djuhandani, diduga merupakan anak korban Sweetha," katanya.
Korban Sweetha, menurut dia, memiliki dua orang anak yang salah satunya berusia di bawah 12 tahun.Selanjutnya, kata dia, penyidik akan fokus pada motif serta mengarah pada tersangka yang melakukan tindak pidana tersebut.
Sementara Kepala Bidang Kedokteran Kesehatan Polda Jawa Tengah Kombes Pol.Sumi Hastri mengatakan kerangka yang ditemukan di bawah jembatan tol tersebut dipastikan masih anak-anak berdasarkan struktur gigi dan tulang.
Adapun kerangka bocah tersebut, kata dia, diduga sudah meninggal sekitar 3 hingga 4 minggu lalu."Selain ditemukan dalam kondisi tidak berpakaian, pembusukan untuk jasad anak-anak memang lebih cepat," katanya.
Sebelumnya diberitakan, polisi menyelidiki penemuan jasad perempuan tanpa identitas di bawah jembatan Tol Semarang-Solo di Km 425 di wilayah Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah, Minggu (13/3) yang diduga merupakan korban pembunuhan.
Penemuan jasad perempuan tanpa identitas itu sendiri bermula dari laporan warga pencari rumput di sekitar lokasi.Saksi yang sedang mencari rumput tersebut mencium bau busuk yang berasal dari bungkusan yang tertutup kain sarung.
Temuan itu kemudian dilaporkan ke polisi yang ditindaklanjuti dengan olah tempat kejadian peristiwa.Dari hasil olah tempat kejadian diketahui leher dan kaki korban terikat kain sarung.