REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Menyusul kondisi perairan laut Jawa yang tidak bersahabat, terus berdampak terhadap aktivitas sebagian warga di Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Dalam beberapa hari terakhir, persediaan bahan bakar minyak (BBM) di kawasan kepulauan ini terus menipis. Bahkan SPBU kompak yang ada di pusat Kecamatan Karimunjawa kehabisan stok, setelah suplai BBM lumpuh.
"Kasihan, anak-anak tidak bisa sekolah karena BBM sudah tidak ada. Terutama yang jarak tempuh ke sekolah jauh," ujar Kepala Desa Kemujan, Kecamatan Karimunjawa, Muhammad Ilyas, melalui sambungan telepon, Senin (29/1).
Ia mengungkapkan, gelombang tinggi di perairan utara Jepara sudah berlangsung dalam satu bulan terakhir. Namun sepekan terakhir ini merupakan puncak dari gelombang tinggi tersebut.
Akibatnya, kapal pengangkut BBM tidak berani melaut untuk membawa pasokan BBM ke Karimunjawa. Persediaan BBM warga Karimunjawa pun terus menipis dan saat ini sudah kosong.
Ilyas juga mengkhawatirkan, jika kondisi gelombang perairan Jepara dan Laut Jawa masih tetap tidak bersahabat, sejumlah komoditas lain yang sangat dibutuhkan warga Karimunjawa bakal habis.
"Karena hari ini persediaan elpiji tiga kilogram di Karimunjawa juga semakin menipis. Bahkan, persediaan beras warga saat ini juga sudah menipis," katanya.
Akibat gelombang tinggi, imbuhnya, aktivitas kunjungan wisatawan juga lumpuh. Baik Kapal Motor Cepat (KMC) Express Bahari, KM Kartini, maupun KMP Siginjai (Fery) tidak beroperasi.
Terakhir kapal yang mendarat di dermaga Pelabuhan Karimunjawa pada Jumat, pekan kemarin. Kalaupun hari ini masih ada wisatawan yang masih berada di Karimunjawa, itu merupakan wisatawan yang terjebak dan belum bisa pulang.