REPUBLIKA.CO.ID, CICALENGKA -- Kondisi kesehatan Pimpinan Pondok Pesantren Al Hidayah (Santiong), Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Kiai Umar Basri berangsur membaik. Korban yang dianiaya oleh orang tidak dikenal seusai melaksanakan shalat subuh berjamaah, Sabtu (27/1) mulai bisa berkomunikasi dengan keluarga dan kerabat.
"Alhamdulillah, kondisi saat ini (kiai) sudah mulai membaik, pulih. Sudah bisa duduk dan berkomunikasi walaupun dengan tulisan. Kedepan mudahan berangsur baik dan bisa kembali ke pondok pesantren," ujar perwakilan keluarga, Iwan Ismail kepada wartawan, Ahad (28/1).
Ia menuturkan, akibat penganiayaan terhadap Kiai Umar Basri, bagian pelipis mata kirinya mengalami memar dan sobek mengeluarkan darah. Selain itu, bagian hidung dan gigi ikut juga luka akibat pukulan dari orang tidak dikenal.
Menurutnya, kejadian yang menimpa kiai Umar Basri merupakan musibah. Sehingga ke depan, pihaknya akan lebih berhati-hati dan menjaga pondok pesantren agar tidak terjadi kejadian yang sama. Pihaknya juga mengimbau agar seluruh kerabat tetap tenang dan tidak menyangkutkan peristiwa tersebut dengan hal lain.
"Kami mengimbau kepada kerabat tetap tenang, ini musibah. Berdasarkan informasi kepolisian, kondisi pelaku perlu dites kejiwaan," ungkapnya.
Dirinya berharap agar peristiwa tersebut bisa diproses secara hukum. Selain itu, penganiayaan terhadap kiai dengan modus pelaku mengalami gangguan kejiwaan harus diselidiki oleh aparat kepolisian.
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Bandung, AKP Firman Taufik mengungkapkan sejak kejadian pihaknya terus melakukan pencarian dan mengumpulkan para saksi serta mencari pelaku yang diduga melakukan tindakan penganiayaan terhadap kiai yang akrab disapa Ceng Emon.
"Kita lakukan prarekontruksi, nanti akan dilakukan gelar setelah hasil pemeriksaan saksi," ujarnya kepada wartawan saat ditemui di di Pondok Pesantren Al Hidayah, Santiong, Ahad (28/1).