Jumat 26 Jan 2018 22:20 WIB

Penanganan Gizi Buruk di Asmat Dilakukan Bertahap

KLB campak dan gizi buruk di Asmat tak bisa diselesaikan oleh satu instansi saja.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Andi Nur Aminah
Warga menggendong anaknya saat menunggu antrean berobat di puskesmas Ayam di kampung Bayiwpinam, Distrik Akat, Kabupaten Asmat, Papua, Jumat (26/1).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Warga menggendong anaknya saat menunggu antrean berobat di puskesmas Ayam di kampung Bayiwpinam, Distrik Akat, Kabupaten Asmat, Papua, Jumat (26/1).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani mengatakan penanganan kasus gizi buruk dan campak di Kabupaten Asmat, Papua, harus dilakukan secara bertahap dan terkoordinasi. Menurutnya, kejadian luar biasa (KLB) di sana tak bisa diselesaikan hanya oleh satu instansi atau lembaga saja.

"Jadi akan kita lakukan secara bertahap, terkoordinasi, dan tersinergi. Ini masalahnya tidak bisa dilakukan satu kementerian saja, tapi memang harus terkoordinasi semua," kata Puan seusai menghadiri acara ramah tamah dengan guru se-Sumatra Utara di Yayasan Cinta Budaya, Medan, Jumat (26/1).

 

photo
Warga mengangkut bantuan dari Bandara Ewer, Kabupaten Asmat guna disalurkan ke warga terdampak kekurangan gizi dan wabah campak, Kamis (25/1).

Ia mengungkapkan tim terpadu dari Polri dan TNI telah dikirim ke Asmat. "Beberapa waktu lalu Kemensos dan Kemenkes juga sudah datang ke sana. Saya juga sudah melakukan rapat koordinasi," ujar Puan.

Beberapa waktu lalu, Puan memang memimpin rapat koordinasi dengan Kementerian Kesehatan. Adapun hasil rapat koordinasi tersebut, Puan mengatakan, yakni tentang penyaluran bantuan langsung ke lokasi KLB. "Jadi kita tidak akan masuk ke provinsi, ke kabupaten, tapi langsung (menyalurkan bantuan) ke kecamatan. Ini tentu saja perlu waktu, koordinasi, dan gotong royong dari semua pihak," ujarnya.

 

photo
Friskila Berpit (5 tahun) seorang anak yang tengah menderita malanutrisi ditunggui ibunya, Yolanda Berkit di RSUD Agats, Kabupaten Asmat, Kamis (25/1). Friskila adalah satu dari sekian banyak anak Asmat yang terjangkit wabah itu belakangan.

Ia menekankan akses untuk menyalurkan bantuan ke lokasi KLB memang tidak mudah. Oleh sebab itu, Puan mengaku telah menjalin koordinasi pula dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian ESDM, dan Kementerian Perhubungan guna menyiasati dan mengatasi kendala ini. "Saat ini yang mempunyai akses lebih baik untuk datang ke sana adalah TNI dan Polri. Karena itu tim kesehatan terpadu dengan semua kementerian kita lakukan bersama sama TNI dan Polri," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement