REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Calon Wakil Gubernur Jawa Timur Puti Guntur Soekarno berziarah ke makam Presiden keempat KH Abdurrahman Wahid di Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang.
Puti mengatakan Gus Dur, sapaan akrab KH Abdurrahman Wahid, merupakan sosok yang berperan besar dalam merawat demokrasi di Indonesia. Ia sangat menghargai serta menghormati almarhum.
"Gus Dur dikenal sebagai guru bangsa, melindungi kelompok minoritas, menjadi penggerak toleransi dan demokrasi. Spirit itulah yang harus kita jaga, teruskan, termasuk itu yang pasti kami rawat di Jawa Timur," katanya pada wartawan di Jombang, Ahad (21/1).
Ia mengatakan Gus Dur bukan hanya mengembangkan spirit ke-Indonesiaan, tapi beliau juga berperan dalam membangun ekonomi umat. "Gus Dur luar biasa dalam memberdayakan ekonomi umat, termasuk dalam jamaah NU dan kalangan pesantren. Maka ini perlu kami lanjutkan untuk mewujudkan ekonomi umat yang tangguh berbasis pesantren," ujarnya.
Ia berziarah ke makam Gus Dur di Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang. Selain ada makam Gus Dur, juga terdapat makam pendiri organisasi Islam Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy'ari serta ayahanda Gus Dur yang juga tokoh nasional, KH Wahid Hasyim.
"Beliau-beliau adalah ulama besar yang menyebarkan spirit ke-Indonesiaan dalam balutan ajaran agama yang teduh dan mengayomi. Bangsa ini berutang budi kepada beliau-beliau," katanya.
Puti mengatakan pemikiran serta kiprah Bani Hasyim dan para ulama lainnya dengan syiar Islam yang teduh, ternyata mampu memperkuat bangunan nasionalisme di Indonesia.
"Indonesia beruntung punya ulama-ulama yang alim, mencintai umat sekaligus mencintai negeri. Di saat banyak negara lain hancur oleh perpecahan, Indonesia kita tetap teguh merawat perbedaan. Terbukti dalam sejarah bahwa berkali-kali momen kritis bangsa ini bisa dilalui dengan baik karena peran para ulama yang mencintai Indonesia," katanya.
Ia mencontohkan, bagaimana KH Hasyim Asy'ari menggelorakan semangat cinta Tanah Air sebagai bagian dari iman setelah Bung Karno meminta fatwa keagamaan tentang hukum membela bangsa.
"Ijtihad Mbah Hasyim itu menjadi momen sejarah penting dalam perjalanan Indonesia, yang dikenal sebagai Resolusi Jihad. Itulah bukti nyata pembelaan kaum santri terhadap Republik ini, menunjukkan bahwa Indonesia dibentuk dari bangunan ideologi kebangsaan sekaligus keimanan," ujar cucu Bung Karno itu.
Puti datang ke Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, sekitar jam 10.00 WIB. Ia disambut oleh Pengasuh PP Tebuireng, Kabupaten Jombang, KH Sholahudin Wahid. Keduanya sempat bertemu empat mata di "Ndalem" sekitar 30 menit. Setelah dialog empat mata, Puti dan rombongan ziarah ke makam dan pulang. Gus Sholah tidak ikut mengantarkan ziarah Puti di makam.