Sabtu 20 Jan 2018 12:56 WIB

Tirto Lolos Verifikasi IFCN

IFCN merupakan jaringan media yang berkomitmen mengurangi berita palsu.

Rep: Fergie Nadira/ Red: Joko Sadewo
Berita bohong atau hoax.
Foto: kemkominfo
Berita bohong atau hoax.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Media online Tirto dinyatakan dinyatakan lolos verifikasi oleh Jaringan Periksa Fakta Internasional (International Fact-Checking Network/IFCN). 

Editor Tirto.id, Zen RS mengungkapkan melalui siaran tertulisnya, International Fact-Checking Network (IFCN) merupakan jaringan media internasional yang berkomitmen mengurangi berita keliru atau pun palsu (fake news/hoax). Prosesnya melalui pemeriksaan fakta dan penjelasan secara rinci. Jaringan yang berdiri pada 2015 ini terdiri dari 44 media yang telah lolos verifikasi.

"Proses menjadi anggota jaringan diawali pengisian formulir dan kuesioner. Pengisian dilakukan untuk menguji komitmen Tirto sebagai media yang adil dan jujur (fairness), tidak berdiri untuk kepentingan dan golongan apa pun (nonpartisipanship), terbuka terhadap sumber yang digunakan (transparency of sources), transparan terhadap pendanaan (transparency of funding and organization), memiliki metodologi yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan (transparency of methodology), serta terbuka terhadap koreksi (open and honest corrections)," kata Zen, Sabtu (20/1).

Setelah lolos tahap ini, penilaian oleh jurnalis independen dari berbagai negara yang ditunjuk oleh IFCN. Setelah melalui berbagai penilaian, maka. pada 12 Januari 2018 Tirto dinyatakan lolos verifikasi. Terutama melalui Periksa Data dan Indepth Reporting, Tirto dinilai para verifikator IFCN sebagai media yang serius dalam memberi data yang kredibel, akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Dikatakan Zen, kesediaan Tirto melakukan ralat dan/atau pembaruan konten yang dinilai keliru, kurang/belum lengkap, juga menegaskan komitmen Tirto yang terbuka atas koreksi, kritik dan tanggapan. "Kritik tak ubahnya counterpart yang menemani Tirto untuk berkembang, memperbarui dan memperbaiki diri," ujarnya.

Tirto, menurut Zen, diambil dari nama Tirto Adhi Soerjo, pahlawan nasional yang mendirikan surat kabar Medan Prijaji untuk menjaga dan membela kepentingan publik rakyat terjajah di masa kolonial. Tirto memilih lajur jurnalisme presisi yang dipresentasikan melalui tulisan-tulisan long-form dari segi bentuk, mendalam dari segi pembahasan, analitis dari segi pembacaan data dan fakta.

Selain memanfaatkan foto, kutipan, rekaman peristiwa, serta data statistik yang ditampilkan baik secara langsung maupun lewat infografik dan video infografik. Kata Zen, produk-produk Tirto dilengkapi pula dengan analisis ratusan media massa seluruh Indonesia yang disarikan dalam bentuk tiMeter (pengukuran sentimen) atas tokoh, lembaga, serta kasus yang dibicarakan dalam tiap-tiap laporan mendalam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement