Jumat 19 Jan 2018 17:27 WIB

Pemprov Jabar Isolasi 31 Bibit Sapi Perah

Sebelumnya, 22 ekor sapi perah mati mendadak

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Sapi-sapi siap untuk diperah susunya.
Foto: ABC
Sapi-sapi siap untuk diperah susunya.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--- Pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan isolasi terhadap 31 ekor bibit sapi perah di Balai Pembibitan di Cianjur. Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat Dewi Sartika, isolasi ini dilakukan agar terhindar dari kematian mendadak seperti yang terjadi pada 22 ekor sapi lainnya pada Kamis (18/1) kemarin.

Menurut Dewi, pihaknya langsung bergerak cepat setelah mendapatkan informasi bibit sapi perah mati mendadak. Seluruh petugas, diminta melakukan langkah antisipasi dan mengamankan bibit lain yang masih hidup. Walaupun, sebenarnya peristiwa misterius tersebut baru pertama kali terjadi.

"Ada 53 ekor bibit sapi perah disana. Sisanya yang masih hidup langsung kami amankan agar terhindar dari mati mendadak serupa," ujar Dewi saat dihubungi wartawan, Jumat (19/1).

Dewi mengatakan, seluruh bibit sapi rata-rata berusia dibawah 1 tahun. Bibit sapi tersebut, disediakan untuk memenuhi kebutuhan para peternak. Dewi mengaku, pihaknya belum mengetahui secara pasti penyebab bibit sapi perah mati mendadak tersebut. Saat ini, sampel darah sudah dikirim ke Balai Pelayanan Veteriner Rumah Sakit Hewan di Cikole, Lembang.

Puluhan Ekor Sapi di Cianjur Dilaporkan Mati Mendadak

"Sudah diambil sampel darah dari bibit sapi perah yang mati tersebut, dan diperiksa supaya diketahui penyebab kematian mendadaknya," katanya.

DKPP, kata dia, telah melakukan investigasi dengan menggandeng pihak berwajib. Bahkan, lokasi kejadian dipasangi garis polisi sebagai langkah pengamanan.Selain itu, seluruh petugas balai juga ikut diperiksa dengan tujuan mengumpulkan fakta-fakta di lapangan.

"Pegawai disana ditanya satu persatu, termasuk petugas keamanan yang saat itu sedang berjaga. Sebagai langkah pencegahan. Kedepan akan kami pasang CCTV ," katanya.

Perlu diketahui, sebelumnya 22 ekor sapi milik Dinas Ketahanan Pangan Peternakan Provinsi Jawa Barat di Kecamatan Gekbrong, Cianjur, mati mendadak. Harga sapi jenis Frissian Holand dengan usia delapan bulan berkisar Rp 4 juta perekor, sehingga ditotal kerugian akibat matinya sapi tersebut Rp 130 juta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement