REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Daryatmo mengaku dirinya tidak pernah membayangkan bakal memimpin partai ini. Bahkan dia menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki ambisi untuk merebut kekuasaan dari tangan Oesman Sapta Odang (OSO) yang sudah dipecat. Daryatmo hanya berpikir untuk mengabdi kepada partai dan rakyat.
"Terima kasih bapak OSO yang sudah memimpin Hanura selama satu tahun. Saya harap setelah ini, tidak ada lagi kubu-kubuan di rumah besar Partai Hanura," ujar Daryatmo, saat menyampaikan pidato pertamanya setelah terpilih menjadi ketua umum, di Kantor DPP Partai Hanura, Jakarta Timur, Kamis (18/1).
Meski dirinya tidak memiliki ambisi untuk menjabat sebagai ketua umum Partai Hanura, Daryatmo menyatakan dirinya tidak menolak amanah para kader. Apalagi, dirinya disamping sebagai kader Partai Hanura, juga sebagai prajurit memiliki prinsip pantang menolak tugas yang diamanahkan kepada dirinnya.
"Secara pribadi saya tidak berambisi menjadi ketua umum, tapi sebagai prajurit TNI pantang menolak tugas. Ini amanah, yang akan saya pertanggungjawabkan kepada Tuhan yang Maha Esa dan rakyat," tambahnya.
Selanjutnya, Daryatmo mengajak seluruh kader partai untuk tetap solid serta bekerja keras untuk menatap agenda politik. Karena, kata Daryatmo, untuk bisa memenangkan pertempuran dalam hal ini adalah pemilu sangat membutuhkan kekompakan dan kerja cerdas. "Untuk memenangkan pertempuran tidak bisa kalau kita tidak kompak. Harus saling menguatkan, tidak saling melemahkan," tegasnya.
Sebelumnya, Partai Hanura kubu Ambhara, telah resmi memilih Daryatmo sebagai ketua umum melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub). Daryatmo terpilih sebagai ketua umum yang baru menggantikan Odang yang sudah dipecat. Sebelumnya, Daryatmo menjabat sebagai Wakil Ketua Umum mendampingi OSO.