Kamis 18 Jan 2018 09:21 WIB

Pemkot Surabaya Lakukan Imunisasi Massal Difteri

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andi Nur Aminah
Seorang balita menangis saat melakukan imunisasi Difteri (ilustrasi)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Seorang balita menangis saat melakukan imunisasi Difteri (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya akan melakukan imunisasi massal dengan pemberian vaksin untuk mencegah penyakit difteri melalui program Outbreak Response Immunization (ORI). Langkah ini dilakukan sebagai respons cepat terhadap berkembangnya kasus difteri di Indonesia.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Febria Rachmanita menjelaskan, pada 2017 di Surabaya ada 29 kasus difteri, dimana hasil lab menyatakan 28 diantaranya negatif. Namun, hingga akhir desember 2017 ada satu yang dinyatakan positif difteri. "Nanti kita akan lakukan program ORI di seluruh tingkat kecamatan dan kelurahan. Kita lakukan secara massal," ujar Febria di Surabaya, Kamis (18/01).

 

photo
Petugas menyuntikkan vaksin DPT (Difteri, Tetanus, dan Pertusis)

 

Sasaran dari program ORI, Febria mengatakan, usia satu hingga di bawah 19 tahun. Program ini juga dilakukan karena penyakit difteri ini dirasanya sangat mengerikan dan bahkan bisa menyebabkan kematian.

Febria pun menjelaskan gejala yang dirasakan jika seseorang terkena penyakit difteri. Yakni orang tersebut akan mengalami kondisi demam, sakit pada tenggorokan, kemudian di pangkal tenggorokan terdapat selaput abu-abu yang bisa membesar dan menyumbat aliran saraf dan jantung. Sehingga dapat menyebabkan kematian.

"Kita punya sasaran untuk yang di bawah 19 tahun mencapai sekitar 753.498 orang. Usia 19 tahun kurang sehari juga tetap akan kita lakukan imunisasi," kata Febria.

Febria menjelaskan, Program ORI tersebut akan dilaksanakan dengan tiga tahapan. Tahap pertama dilakukan pada Februari 2018. Kemudian, tahapan kedua rencananya dilaksanakan pada Juni dan yang terakhir pada Desember.

 

photo
Petugas mempersiapkan vaksin Difteri

 

Dinkes Kota Surabaya akan menyiapkan sekitar 6.677 pos-pos untuk mendukung berjalannya program ORI, dengan dibantu dari satgas, DP5A dan OPD terkait. Febria pun mengaku sudah bekerja sama dengan rumah sakit dan perguruan tinggi, dengan total tenaga vaksinator sebanyak 1.093 orang. "Untuk vaksin khusus sasaran usia 19 tahun kebawah, nanti akan disiapkan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur," kata Febria.

Febria menambahkan, Pemkot Surabaya juga mempunyai kebijakan program yang sama di luar ORI. Yakni sekitar 9.000 petugas lapangan akan dilakukan imunisasi. Adapun sasarannya adalah para petugas lapangan seperti Satpol PP, satgas, petugas kebersihan, dan petugas kesehatan yang rentan terhadap penyakit. "Seluruh satgas lapangan yang rentan terhadap penyakit juga akan kita lakukan imunisasi tetanus, difteri, dan hepatitis," kata Febria.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement