REPUBLIKA.CO.ID, PARONGPONG -- Tidak tahan karena sering menjadi korban bullying oleh teman-teman di sekolahnya, TTP (18 tahun) nekat gantung diri di tiang plafon rumahnya, Kampung Kancah RT 01 RW 14 Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat Sabtu (13/1).
Saat ditemukan oleh adiknya, Gampang Hartawan di kamarnya, kondisi korban sudah tidak terselamatkan. Kemudian, adiknya memberitahukan kejadian itu kepada orang tuanya. Kuatno (44 tahun), ayah korban berusaha menurunkan anaknya bersama istrinya. Namun, tubuh korban sudah membiru dan tidak bisa terselamatkan.
Diketahui, TTP nekat melakukan aksi tersebut karena tidak tahan dengan sikap teman-temannya yang selalu meminta dirinya untuk mengerjakan pekerjaan rumah mereka. Atau melakukan tugas-tugas yang diminta teman-temannya.
Kuatno mengatakan, korban merasa tertekan dengan sikap teman-temannya di sekolah yang selalu meminta ia mengerjakan tugas mereka. "Sejak di SMA, dia sering mengeluh banyak tugas dan sibuk mengerjakan tugas di kamarnya," ujarnya, Ahad (14/1).
Kuatno mengaku, tidak curiga dengan aktivitas anaknya yang sering mengerjakan tugas. Namun, ketika ternyata beban itu yang membuat anaknya nekad bunuh, dirinya mengaku tidak percaya dengan apa yang dipilih oleh anaknya dengan mengakhiri hidupnya.
"Dia sering mengerjakan tugas kelompok sendirian. Mungkin itu yang menjadi beban," ujar Kuatno. Meski kematian anaknya terjadi dengan cara yang tragis, Kuatno mengaku hal itu merupakan musibah. Ia tidak ingin anaknya diautopsi dan meminta jenazah korban segera dimakamkan.
Ibu korban, Tatun (42) mengaku terpukul dengan kepergian anaknya tersebut. Apalagi sosok tri dikenal sebagai anak yang pendiam dan rajin.