Kamis 11 Jan 2018 20:01 WIB

Korban Erupsi Sinabung Mulai Tempati Hunian Sementara

Rep: Issha Harruma/ Red: Hazliansyah
Presiden Joko Widodo menyapa warga saat tiba di kawasan perumahan relokasi pengungsi Gunung Sinabung di Desa Siosar, Karo, Sumatra Utara, Sabtu (14/10). Perumahan untuk relokasi pengungsi Sinabung yang dipersiapkan sebanyak 370 rumah baru itu akhirnya selesai dan telah dihuni oleh para pengungsi.
Foto: ANTARA/Septianda Perdana
Presiden Joko Widodo menyapa warga saat tiba di kawasan perumahan relokasi pengungsi Gunung Sinabung di Desa Siosar, Karo, Sumatra Utara, Sabtu (14/10). Perumahan untuk relokasi pengungsi Sinabung yang dipersiapkan sebanyak 370 rumah baru itu akhirnya selesai dan telah dihuni oleh para pengungsi.

REPUBLIKA.CO.ID, KARO -- Ratusan warga korban erupsi gunung Sinabung di Karo, Sumatra Utara, tak lagi menghuni posko pengungsian. Mereka mulai menempati hunian sementara (huntara) yang disediakan pemerintah.

Pemberian kunci huntara secara resmi dilakukan oleh Wakil Gubernur Sumut, Nurhajizah Marpaung, hari ini, Kamis (11/1). Sebanyak 348 rumah yang terletak di Ndokum Siroga 1, Ndokum Siroga 2, Ndokum Siroga 3, dan Terong Peren, mulai dihuni warga. Mereka berasal dari desa Kuta Gugung, Pintubesi dan Mardinding.

"Sejak dua hari lalu, masyarakat sudah mulai membersihkan lokasi hunian dan memindahkan barang-barang mereka," kata Nurhajizah, Kamis (11/1).

Nurhajizah berharap, keberadaan warga di huntara ini tidak terlalu lama. Warga diharap dapat segera pindah ke hunian tetap (huntap) yang sedang dipersiapkan oleh pemerintah.

"Pemerintah terus berusaha bagaimana caranya warga tidak lagi berada di pengungsian," ujar dia.

Dia pun kembali mengingatkan warga untuk tidak mencoba kembali ke rumah lama mereka yang terdampak erupsi. Warga yang sebagian besar petani diimbau untuk tidak mendekati zona merah, termasuk memasuki lahan mereka yang berada di area tersebut.

Sementara itu, Bupati Karo Terkelin Brahmana mengakui, huntara bukanlah hunian yang sempurna. Oleh karena itu, dia berharap masyarakat yang tinggal di sana bisa memaklumi keterbatasan tersebut.

Ia pun berjanji akan segera memperbaiki berbagai kekurangan yang masih menjadi kendala bagi warga.

"Kepada kepala desa dan camat, mohon diperhatikan kebutuhan primer warga seperti lampu penerangan. Semua yang terkait, kami minta agar peka terhadap kondisi yang ada," kata Terkelin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement