REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang mengimbau warga dan para penambang pasir untuk mewaspadai ancaman lahar dingin Gunung Semeru yang terjadi sewaktu-waktu saat puncak gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut itu diguyur hujan deras.
Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Lumajang M. Wawan Hadi Siswoyo, Kamis (11/1), mengatakan debit air di daerah aliran sungai (DAS) Gunung Semeru memang mengalami peningkatan, namun sejauh ini masih aman dan terkendali.
"Kami sudah sering memberikan peringatan kepada masyarakat di sepanjang bantaran sungai yang dilalui DAS Semeru dan para penambang pasir untuk berhati-hati selama musim hujan karena ancaman banjir lahar dingin Semeru bisa terjadi sewaktu-waktu saat hujan deras mengguyur puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa itu," katanya di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Bahkan papan peringatan untuk siaga dengan ancaman banjir lahar dingin Semeru juga sudah dipasang, namun kadang-kadang masih ada saja warga atau penambang yang nekat melintasi sejumlah aliran sungai yang dlewati lahar dingin Gunung Semeru.
"Untuk itu, kami juga menempatkan sejumlah sukarelawan di beberapa DAS Semeru untuk memantau apabila terjadi banjir lahar dingin sewaktu-waktu, sehingga dapat memperingatkan penambang dan masyarakat yang berada di bantaran sungai untuk siaga," tuturnya.
Selama musim hujan, lanjut dia, BPBD Kabupaten Lumajang mengimbau kepada masyarakat agar lebih waspada, terutama untuk warga yang biasa menambang di aliran Sungai Mujur, Sungai Rejali dan Sugai Glidik, agar segera naik apabila hujan turun dengan intensitas deras.
"Sebenarnya warga dan penambang sudah paham apabila di puncak Gunung Semeru hujan deras yakni terlihat air sungai yang keruh menjadi penanda hujan deras di puncak Semeru, namun kadang-kadang masih ada yang membandel dan mengabaikannya, sehingga truknya terseret aliran lahar dingin beberapa waktu lalu, namun tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu," ujarnya.
Ia mengatakan banjir lahar dingin di sepanjang DAS Semeru berbahaya ketika ketinggian air berkisar 60-100 centimeter karena sudah ada penanda tingginya air sungai di sana, sehingga warga dan penambang diharapkan segera naik ke tempat yang lebih aman.
"BPBD Lumajang dan Balai Besar Sungai Brantas Pengendali Lahar
Semeru memantau tiga daerah aliran sungai yang menjadi titik aliran lahar dingin Gunung Semeru yakni Sungai Rejali, Sungai Glidik, dan Sungai Mujur yang biasanya dipadati ribuan penambang pasir," katanya.
Sedikitya enam kecamatan di Kabupaten Lumajang yang dilalui aliran sungai yang dilalui banjir lahar dingin Gunung Semeru yakni Kecamatan Tempursari, Pasrujambe, Candipuro, Tempeh, Pasirian dan Pronojiwo.
Berdasarkan data BPBD Lumajang melalui laman resminya tercatat jumlah bencana di Kabupaten Lumajang selama 2017 sebanyak 90 kejadian yang terdiri dari 15 kejadian kebakaran, 23 kejadian pohon tumbang, delapan kejadian banjir genangan, 30 kejadian tanah longsor, empat kejadian angin kencang, dan evakuasi dan pencarian orang hilang sebanyak 10 kejadian.