Rabu 10 Jan 2018 14:29 WIB

Gubernur Pastika: KRI I Gusti Ngurah Rai Kehormatan Bali

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Gita Amanda
Pengukuhan KRI I Gusti Ngurah Rai, Rabu (10/1)
Foto: Republika/Mutia Ramadhani
Pengukuhan KRI I Gusti Ngurah Rai, Rabu (10/1)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pahlawan Nasional, I Gusti Ngurah Rai diabadikan sebagai nama salah satu kapal perang terbaru dan termutakhir yang dimiliki Angkatan Laut Republik Indonesia (RI). Ini merupakan suatu kehormatan bagi masyarakat Bali sekaligus kebanggaan bangsa.

"Kapal ini akan berlayar gagah di perairan wilayah NKRI. Semoga seluruh awak prajurit mendapat tuntutan dan perlindungan Tuhan Yang Maha Esa dalam melaksanakan tugas mengawal NKRI," katanya di Dermaga Timur Pelabuhan Benoa, Denpasar, Rabu (10/1).
 
Gubernur Pastika menyampaikan keberadaan kapal perang yang akan berpatroli dari pangkalannya di Surabaya ini akan menambah intensitas juga frekuensi patroli di wilayah perairan NKRI, termasuk Bali. Bali sebagai kawasan pariwisata internasional tak lepas dari potensi bahaya, sehingga memerlukan pengamanan kuat juga tangguh.
 
"Atas nama seluruh masyarakat Bali, saya mengucapkan terima kasih karena telah mengabadikan nama pahlawan I Gusti Ngurah Rai menjadi nama kapal kebanggaan bangsa. Mari kita teladani semangat juang beliau dalam mengawal kedaulatan NKRI dan menjaga harga diri dan kehormatan bangsa," ujar Pastika.
 
Mantan Kapolda Bali ini tak bisa menyembunyikan rasa harusnya mengenang perjuangan I Gusti Ngurah Rai. I Gusti Ngurah Rai bersama lebih dari 230 prajurit Resimen Ngurah Rai gugur. Usianya masih 29 tahun ketika memimpin Perang Puputan Margarana.
 
Pastika bercerita Perang Puputan pecah empat kali di Bali, yaitu di Buleleng (1848), Badung (1906), Kusamba Klungkung (1908), dan Puputan Margarana (1946). Perang Puputan Klungkung menewaskan Jenderal AV Michiels sebagai pimpinan ekspedisi militer Belanda.
 
"Selama Perang Kemerdekaan RI, ada dua jenderal Belanda yang gugur di Aceh dan di Bali," kata Pastika.
 
Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto menyebut I Gusti Ngurah Rai sebagai salah satu tooh Bali yang memiliki jiwa patriot luar biasa. Semangat rela berkorbannya layak diteladani seluruh awak KRI I Gusti Ngurah Rai-332.
 
"Dengan senjata konvensional saja beliau menunjukkan semangat rela berkorban. Nilai-nilai ini dijadikan semangat untuk awak KRI-332," katanya.
 
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan tambahan kapal perusak kawal rudal (PKR) ini juga memperkuat konektivitas laut di dalam dan luar negeri. Ini juga jawaban untuk pihak-pihak yang menebar psywar bahwa Indonesia adalah negara tidak aman.
 
"Indonesia adalah negara yang sangat aman. Ini harus kita nyatakan ke masyarakat. Buktikan kepada mereka bahwa Indonesia juga mampu berdaya saing tinggi," katanya.
 
KRI I Gusti Ngurah Rai-332 merupakan kapal kombatan jenis fregat generasi pertama yang dibuat di Indonesia bersama KRI Raden Eddy Martadinata-331. Kapal perang ini merupakan bagian keberhasilan alih teknologi alutisista karena 80 persen dikerjakan di dalam negeri antara PT PAL Indonesia (Persero) dan Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) Belanda. Kapal ini memiliki tingkat teknologi peperangan laut paling modern yang dimiliki TNI AL.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement