REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, melakukan pemeriksaan terkait penyebab matinya hewan ternak milik warga di Kecamatan Curugkembar. Hasilnya untuk sementara hewan ternak jenis domba ini mati akibat serangan hewan liar yakni anjing atau biasa disebut ajag.
"Dari hasil pemeriksaan sementara menyimpulkan ternak mati akibat serangan hewan liar," ujar Kepala Disnak Kabupaten Sukabumi Iwan Karmawan kepada Republika.co.id, Senin (8/1).
Menurut Iwan, serangan hewan liar ini terjadi di dua lokasi berbeda, yakni di Kampung Cikaung Desa Sindangraja pada Kamis (3/1) malam lalu. Di lokasi itu ada sebanyak lima ekor domba yang diserang, empat mati dan satu ekor masih hidup.
Lokasi kedua, lanjut Iwan, di Kampung Pasirhulung pada Jumat (4/1) malam. Di tempat itu ada sebanyak tiga ekor domba milik warga yang diserang anjing liar. Pemilik hewan ternak yang dimangsa kawanan anjing liar ini adalah H Agus, Ny Iroh, dan Apat.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner, dan Pengolahan Hasil Peternakan Disnak Kabupaten Sukabumi, Winda Sri Rahayu menambahkan, tim dari dinas langsung dikerahkan ketika mendapatkan laporan kejadian matinya hewan ternak. "Petugas di sekitar lokasi juga sudah langsung mengecek kebenaran informasi," ujar dia.
Winda menerangkan, sangat dimungkinkan dalam kondisi tertentu ada binatang yang biasa ada di hutan turun ke permukiman warga. Diduga binatang tersebut kelaparan dan memangsa hewan ternak milik warga.
Oleh karena itu, lanjut Winda, masyarakat harus waspada untuk mengantisipasi adanya hal tersebut. Namun, kata dia, kepastian penyebab kematian hewan ternak tersebut menunggu hasil pemeriksaan petugas di lapangan.
Kepala Desa Sindangraja, Curugkembar Anggi mengatakan, serangan binatang liar ini terjadi pada Kamis malam. "Ada tiga ekor domba yang mati yang dimiliki oleh dua orang warga mati secara misterius," ungkap dia.
Pada saat ditemukan hewan ternak mengalami luka besar pada bagian perut dan yang lainnya hanya tinggal tengkorak. Pemilik domba baru mengetahui kematian hewan ternaknya pada Jumat pagi.
Aparat desa, kata Anggi, belum mengetahui penyebab pasti kematian domba milik warga tersebut. Saat ini, lanjut dia, pemerintah desa masih mengumpulkan informasi mengenai kejadian tersebut.
Anggi menyatakan, kini pemerintah desa hanya meminta warga melakukan langkah antisipasi dan meningkatkan kewaspadaan. Caranya, sambung dia, dengan meminta kepala dusun untuk menggiatkan sistem keamanan lingkungan (siskamling) di wilayahnya masing-masing.