Senin 08 Jan 2018 01:21 WIB

Menilik Potensi Bisnis Jasa Penitipan Motor di Stasiun

Rep: Farah Noersativa/ Red: Karta Raharja Ucu
Parkir motor, penitipan motor di stasiun Pondok Cina, Depok
Foto:
Stasiun KA Bekasi

Sehari-hari ia selalu menyetorkan uang hasil pendapatan dalam penitipan motor kepada bosnya yang memiliki lahan itu. Ia sendiri mendapatkan uang dari gaji yang ia terima setiap bulan dari bosnya itu. Sementara, kata dia, bosnya juga membayar uang pajak pendapatan dari usaha kepada pemerintah setiap bulannya.

Laki-laki yang menjaga motor-motor titipan sejak 2007 itu mengakui dirinya telah dipercayai para pelanggan tetapnya. Sebab, menurut dia para pelanggannya tak pernah meminta karcis kepadanya, lantaran mengantongi kertas tak ada manfaatnya. "Kalau mengantongi uang mah oke," lanjutnya sambil tertawa.

Hal itu berarti, karakter masyarakat sendiri tak ingin hal-hal yang merepotkan. Para pelanggan pun, kata dia, juga kerap langsung menaruh motornya saja, lalu langsung pergi menuju ke stasiun sebabterburu-buru. "Bisnis penitipan motor berarti juga bisnis kepercayaan," katanya.

Tak jarang, ia didatangi seseorang yang mengaku-ngaku utusan orang yang memiliki motor untuk mengambil salah satu motor bebek di halaman parkirnya. Namun, ia tak pernah percaya. Ia selalu meminta bukti-bukti, sehingga orang itu tak benar-benar bisa mengambil motor yang ia jaga.

Namun, tak jarang pula ia ditegur oleh para petugas keamanan yang berjaga dan mengatur lalu lintas di seputaran Jalan Juanda depan Stasiun Bekasi. Mereka, kata dia, kerap menegur motor-motor yang masih berserakan dan tak kunjung dibereskan untuk dirapikan dalam halaman parkir. "Iya, saya sering ditegur karena motor-motor sering ditaruh gitu aja sama pelanggan di trotoar," kata dia.

Ia lalu berujar, hal-hal itu tak membuat para punggawa usaha penitipan motor gentar. Pada 2007 lalu, kata dia, tempat penitipan motor hanya ada di tempat miliknya dan juga di dalam stasiun sendiri. Namun saat ini, bisnis ini berkembang pesat.

Ada lebih dari belasan penitipan motor dibuka di sekitar Stasiun Bekasi. Karena orang-orang sudah pada malas naik motor ke Jakarta, lantaran macet. "Sehingga enakan juga motor titipin, lalu naik kereta sampai Jakarta, beres," katanya.

Ia pun optimistis, nantinya bisnis ini akan semakin pesat sebab masyarakat memang sangat membutuhkan tempat untuk menitipkan motor. Tentunya dengan tarif flat dan terjangkau.

Ketua Dewan Transportasi Kota Bekasi, Harun Alrasyid mengemukakan, penitipan motor atau park and ride harus disediakan di beberapa titik dekat dengan stasiun. Hal itu sesuai dengan konsep Transit Oriented Development (TOD), yakni pengembangan kawasan yang terintegrasi dengan transportasi, yang akan diusulkan olehnya untuk sistem transportasi di Kota Bekasi ke depan.

"Apalagi adanya LRT (Light Rail Transit) nanti, kita akan usulkan soal park and ride-nya. Kalau bisa, penitipan motor yang sudah ada, semua dirangkul karena itu potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Pemerintah. Sehingga harus ada regulasinya," katanya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement