REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya terus mendata kerugian yang ditimbulkan akibat berbagai bencana yang terjadi sepanjang tahun 2017 hingga awal Januari 2018. Berdasarkan pendataan dari Januari hingga November 2017, bencana menyebabkan lima nyawa melayang dan 20 rumah hancur total.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tasik EZ Alfian mengatakan, dampak bencana dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu dampak pada manusia dan rumah. Mengenai dampak pada manusia, terdapat setidaknya 161 kepala keluaga (KK) yang terpengaruh akibat bencana dengan total 131 jiwa.
"Dari jumlah itu Alhamdulilah tidak sampai ada yang hilang dan tidak diketemukan. Kalau jumlah yang meninggal dunia ada lima orang," kata Alfian pada Republika.co.id, Ahad (7/1).
Adapun dampak pada bangunan rumah, kata Alfian, terdapat 20 rumah hancur total. Tak hanya itu, ada 58 unit yang mengalami rusak berat dan 71 unit rusak sedang. Sedangkan, rumah rusak kategori ringan ada sebanyak 320 unit. "Yang masuk kategori terancam ada 191 unit rumah. Dan yang sempat terendam banjir itu 96 unit," ujarnya.
Di sisi lain, dampak tersebut belum termasuk yang disebabkan gempa pada Desember lalu. Berdasarkan data dampak gempa, jumlah kerusakan rumah mencapai 1.568 unit. Rinciannya, 1.139 rusak ringan, 193 rusak sedang, dan 236 rusak berat.
Tak hanya rumah, gempa juga merusak 52 unit fasilitas umum seperti perkantoran, masjid, atau madrasah. Kerusakan itu tersebar di 85 desa pada 31 kecamatan se-Kabupaten Tasik. Adapun jumlah jiwa yang terdampak gempa ialah 6.272 jiwa dari 1.568 KK. Setidaknya tiga orang dilaporkan luka-luka akibat bencana ini.