Rabu 03 Jan 2018 18:50 WIB

Harga Pangan Jadi Faktor Utama Turunkan Penduduk Miskin

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Dwi Murdaningsih
Kenaikan harga pangan dan rencana kenaikan Elpiji membuat ibu rumah tangga untuk kreatif.
Foto: Aditya Pradana Putra/Republika
Kenaikan harga pangan dan rencana kenaikan Elpiji membuat ibu rumah tangga untuk kreatif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) merilis jumlah penduduk miskin di Indonesia pada September 2017 mencapai 26,58 juta orang. Angka kemiskinan ini menurun 1,19 juta orang dibandingkan Maret 2017 yang mencapai 27,77 juta orang. Dibandingkan dengan September tahun sebelumnya, jumlah penduduk miskin menurun 1,18 juta orang.

Dosen Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB Prima Gandhi menilai penurunan angka kemiskinan tersebut karena pemerintahmampu menyediakan dan menstabilkan harga pangan strategis sertameningkatkan kinerja ekspor hingga 17 persen per Januari hingga November 2017.

"Selama tahun 2017 hingga saat ini harga pangan pokok terutama beras stabil. Bahkan di saat cuaca ekstrim pun harganya masih stabil," ujarnya melalui siaran pers yang dikeluarkan Kementerian Pertanian, Rabu (3/1).

Ia melanjutkan, harga cabai, daging ayam, gula dan daging sapi stabil meski terjadi kenaikan wajar namun tidak lama. Menurutnya, terjaminya ketersediaan dan stabilitas harga pangan pokok tersebut berdampak nyata terhadap rendahnya inflasi. Terbukti, data BPS menyebutkan inflasi pada periode Maret-September 2017 cukup rendah yakni 1,45 persen.

"Inflasi ini merupakan faktor yang signifikan terhadap angka kemiskinan. Ini menyangkut kemampuan masyarakat membeli atau mendapatkan pangan dan juga kebutuhan lainnya," ujar dia.

Gandhi menambahkan, penurunan angka kemiskinan khususnya di pedesaan juga karena besarnya bantuan gratis ke petani seperti benih, traktor, pompa air dan pupuk. Bantuan ini tentunya meringankan pengeluaran, namun justru menambah penghasilan petani. Itu artinya tingkat kesejahteraan masyarakat naik, sehingga jumlah masyarakat miskin turun.

Selain itu, penurunan angka kemiskinan juga disebabkan asupan gizi masyarakat khususnya di pedesaan terpenuhi. Selain karena tersedianya pangan yang beragam, juga pemerintah telah menjalan Program Kampung Keluarga Berencana.

Program tersebut diakui Gandhi berperan penting dalam memberikan edukasi gizi sehingga bayi yang dilahirkan sehat dan menekan tingkat kematian ibu melahirkan. "Sebab jika bayi dan ibu hami tidak sehat, tentu berdampak ke pengeluaran dan pendapatan yang minim sehingga kemiskinan terus tumbuh di masyarakat," ujar dia.

Untuk diketahui, data BPS menyebutkan selama periode Maret 2017 hingga September 2017, jumlah penduduk miskin di perdesaan turun sebanyak 786,95 ribu orang yakni dari 17,10 juta orang pada Maret 2017 menjadi 16,31 juta orang pada September 2017. Sementara persentase penduduk miskin di perdesaan pada Maret 2017 sebesar 13,93 persen turun menjadi 13,47 persen pada September 2017.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement