Rabu 03 Jan 2018 11:49 WIB

Lima Suspect Difteri di NTB Dinyatakan Negatif

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Petugas mempersiapkan vaksin Difteri untuk pegawai Kementerian Dalam Negeri (kemendagri) dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) di Kantor Kemendagri, Jakarta, Kamis (28/12).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas mempersiapkan vaksin Difteri untuk pegawai Kementerian Dalam Negeri (kemendagri) dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) di Kantor Kemendagri, Jakarta, Kamis (28/12).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pelaksana tugas (plt) Kepala Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Barat (NTB) Marjito mengatakan, terdapat delapan warga yang terindikasi kasus suspect difteri. Lima warga terindikasi suspect difteri berasal dari Kota dan Kabupaten Bima.

Marjito menyampaikan, berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium di Surabaya, Jawa Timur, kelima warga Bima dinyatakan negatif. Kementerian Kesehatan menetapkan laboratorium di Surabaya sebagai rujukan pemeriksaan difteri. Menurut Marjito, hal ini disebabkan belum adanya laboratorium yang memadai, baik dari sisi sarana, fasilitas, dan SDM di NTB.

"Yang lima orang dari Bima sudah dikirim dan dinyatakan negatif oleh laboratorium Surabaya," ujar Marjito di Kantor Gubernur NTB, Jalan Pejanggik, Mataram, NTB, Rabu (3/1).

Sedangkan tiga warga lain berasal dari Pulau Lombok yakni Ibnu Khalil (11) dari Lombok Tengah, Humaira Airlangga (5) dari Lombok Barat, dan Mulyani (28) dari Lombok Utara. Ketiga warga Lombok tersebut masih berada di ruang isolasi untuk mendapatkan perawatan di RSUD NTB.

Marjito menyampaikan, berdasarkan hasil pemeriksaan sementara di RSUD NTB, ketiga warga Lombok tersebut dinyatakan negatif. Kendati begitu, Dinas Kesehatan NTB masih menunggu hasil pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium Surabaya, yang ditunjuk Kementerian Kesehatan.

"Tiga pasien RSUD ini memang sampelnya sudah dikirim ke Surabaya, tapi masih menunggu hasil pemeriksaan, mungkin lima sampai tujuh hari. Tapi berdasarkan hasil laboratorium sementara di RSUD NTB waktu itu disampaikan negatif," lanjut Marjito.

Marjito menjelaskan, perkembangan terkini ketiga pasien yang dirawat di RSUD NTB dalam kondisi yang baik dengan pemantauan intens oleh tim dokter. Marjito mengaku masih menunggu keputusan Kementerian Kesehatan terkait pelaksanaan Outbreak Response Imunization Difteri (ORI Difteri) atau imunisasi difteri.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium Surabaya yang kelimanya dari Bima dinyatakan negatif, maka kami konsultasi ke pusat apakah tetap dilakukan (ORI), atau ditangguhkan dulu, karena ORI itu butuh biaya besar," ucap Marjito.

Marjito optimistis NTB masih masuk kategori aman difteri jika melihat hasil pemeriksaan laboratorium tersebut. "InsyaAllah NTB masih zona aman difteri," kata Marjito menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement