Senin 01 Jan 2018 17:04 WIB

Masyarakat tak Perlu Cemaskan Penyerangan Polsek Bontoala

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Israr Itah
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Mohammad Iqbal di Kantornya. Selasa (26/12).
Foto: Republika/Arif Satrio Nugroho
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Mohammad Iqbal di Kantornya. Selasa (26/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga Makassar diminta menjalankan terus aktivitas mereka tanpa rasa takut setelah terjadi penyerangan dengan bom pipa ke Polsek Bontoala, Makassar. Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Mohammad Iqbal, insiden yang terjadi pada Senin (1/1) dini hari WIB sebagai penyerangan yang biasa saja.

"Jangan membuat masyarakat cemas. Bisa dikatakan, penyerangan ini biasa-biasa saja. Masyarakat (silakan) jalankan terus aktivitasnya," kata dia di Mabes Polri Jakarta Selatan, Senin (1/1).

Bahan peledak yang dilemparkan ke Polsek Bontoala, Makassar, Sulawesi Selatan, identik dengan bahan petasan yang berkarakter ledakan rendah. Meski begitu, kesiapsiagaan Polisi selalu diinstruksikan secara sistemik.

"Bahan itu hampir identik dengan bahan petasan karakternya low explosive, kalau misalnya ledakannya sangat besar high explosive mungkin sudah (hancur),"  tutur Iqbal.

Iqbal melanjutkan, dengan karakter ledakan seperti itu, maka kita tidak boleh meyimpulkan pelakunya merupakan anggota salah satu jaringan teroris. Pihaknya terus melakukan pekerjaannya untuk mengungkap pelakunya.

"Doakan saja kita bisa mengungkap," ucap dia.

Iqbal mengatakan, pihaknya juga telah melakukan upaya pencegahan terhadap serangan-serangan seperti itu. Simbol-simbol kepolisian dan ruang gerak pihak-pihak yang ingin melakukan hal seperti itu ditutup oleh mereka.

"Ini buktinya lemparan ada Kapolseknya. Instruksi siaga sudah sistemik, tidak saat ada penyerangan baru siaga. Kita sudah siaga sejak dulu. Kewaspadaan dan kesiagaan ini tidak terlepas dari masyarakat," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement