Ahad 31 Dec 2017 09:00 WIB

KPAI Tuntaskan Kasus Penerbit Buku yang Kampanyekan LGBT

Rep: Novita Intan/ Red: Andi Nur Aminah
Retno Listyarti
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Retno Listyarti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) telah memanggil penerbit Pustaka Widyatama terkait buku yang diduga mengkampanyekan LGBT pada balita yang berjudul Balita Langsung Lancar Membaca. Pemanggilan dilakukan pada Jumat (29/12) yang dihadiri oleh lima perwakilan penerbit dari Jogyakarta.

Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti, mengatakan buku tersebut dirangkum dengan metode BSB (Bermain Sambil Belajar) yang di tulis oleh Intan Noviana dan Purnama Andri Murdapa. Berikut ini rangkuman hasil dari pemanggilan KPAI terhadap dua penulis tersebut seperti berdasarkan keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Ahad (31/12).

Usai pertemuan tersebut, Retno menjelaskan, penerbit pun menyampaikan alasan ketidakhadiran mereka Kamis (28/12). Menurutnya, pihak penerbit tidak menerima surat pemanggilan dari KPAI. Ketika staf KPAI menunjukkan surat pemanggilan dan bukti pengiriman melalui pos, pihak penerbit menjelaskan bahwa KPAI mengirim surat panggilan ke alamat kantor lama yaitu di Kavling Madukisno No 9 Seturan Utara, Sleman, Yogyakarta. "Sementara alamat kantor yang sekarang adalah di Jalan Cempaka Putih No 8 Deresan CTX, Gejayan, Yogyakarta," katanya.

Penerbit mengaku datang ke KPAI atas kesadaran sendiri setelah membaca berbagai pemberitaan di media daring pada Kamis (28/12) pasca konferensi pers KPAI di gelar. Pihak Pustaka Widyatama menurut Retno, ingin mengklarifikasi segera agar tidak menimbulkan keresahan yang lebih luas di masyarakat.

Dalam pertemuan dengan KPAI, penerbit Pustaka Widyata mengakui bahwa buku yang dilaporkan ke KPAI adalah buku yang ditulis Intan Noviana dan Purnama Andri Murdapa, yang kemudian diterbitkan oleh Pustaka Widyatama pada 2010. Namun, buku Intan yang diterbitkan oleh Pustaka Widyatama hanya satu yang kemudian membuat heboh karena diduga mengandung unsur kampanye LGBT.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement