REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan pada dasarnya seseorang yang telah diimunisasi secara lengkap memiliki kekebalan spesifik terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, salah satunya Difteri.
"Yang penting itu (riwayat) imunisasinya. Imunisasi itu bisa mencegah difteri. Kalau sudah imunisasi kan sudah kebal," kata Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kemenkes Elizabeth Jane Soepardi saat dihubungi media melalui sambungan telepon di Jakarta, Jumat (29/12).
Jane menambahkan, bahwa masyarakat tidak diperbolehkan untuk bergantian menggunakan peralatan makan dengan penderita difteri. Begitu pula dengan penggunaan terompet tahun baru, Kemenkes menyarankan agar satu terompet diperuntukkan hanya untuk satu orang, tidak untuk ditiup secara bergantian.
Menularnya difteri memungkinkan terjadi kalau digunakan berpindah (bergantian) karena ludah peniup menempel di mulut terompet. "Penderita (difteri) kan tidak boleh tukar menukar peralatan makan, sama saja kan salah satu penyebarannya bisa lewat air liur," katanya.
Infografis, Dampak Mematikan Difteri.
Namun, kata dia, perlu penelitian untuk dapat membuktikan apakah benar bahwa kuman difteri bisa menular dengan cepat dari semburan ujung terompet. Karena menurutnya, difteri merupakan penyakit yang mudah menular dengan atau tanpa media terompet sekalipun.
"Penyebaran kuman penyebab difteri ini sangat mudah, bisa melalui bicara atau bersin yang tidak ditutup, bisa sejauh tujuh meter. Tidak perlu bantuan terompet," katanya.
Secara khusus kepada masyarakat, Jane mengingatkan untuk tetap menjaga kebersihan dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, menggunakan masker bila sedang sakit, dan upayakan tidak melakukan kontak dengan penderita Difteri. Pada masa liburan panjang menjelang tahun baru ini, Kemenkes juga mengingatkan masyarakat agar senantiasa cukup beristirahat dan memperhatikan asupan cairan dan makanan yang sehat.