Jumat 29 Dec 2017 15:13 WIB

Polri Bekuk 172 Teroris Sepanjang 2017

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Andi Nur Aminah
Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian.
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian menyatakan, sebanyak 172 tersangka terorisme ditangkap sepanjang 2017. Jumlah tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dua tahun sebelumnya. "Terorisme, jumlah pelaku yang ditangkap meningkat, jadi ada 172 tersangka terorisme ditangkap. Dibanding tahun lalu sebanyak 163, dan 2015, 73," kata Tito di Markas Besar Polri Polri, Jakarta, Jumat (29/12).

Tito menjelaskan, meningkatnya penangkapan ini terjadi karena dua hal. Pertama, dia mengatakan rencana serangan terorisme dikatakannya meningkat. Selain itu, Tito mengatakan, langkah proaktif memang dilakukan oleh jajaran kepolisian.

"Saya lebih cenderung mengatakan bahwa banyaknya penangkapan ini karena langkah proaktif, preemptif strike yang dilakukan polisi, lebih khusus Densus 88, yang bekerja lebih giat dalam rangka mendeteksi memonitor jaringan terorisme," ucap Tito.

Di samping itu, Tito menmabahkan, total ada 18 personel Polri yang menjadi korban aksi teror. Empat di antaranya meninggal, 14 lainnya terluka. "Di antaranya bom Kampung Melayu, ada tiga polisi (tewas), di Poso, satu meninggal," ujar Tito.

Tito menyebut, polisi paling banyak menjadi korban aksi teror pada 2011. Kala itu, total ada 31 anggota polisi yang jadi korban, tiga meninggal, 28 lainnya terluka. Sementara, pada 2016, tercatat ada 12 polisi yang jadi korban, satu di antaranya meninggal.

Dari 172 penindakan pelaku terorisme, sebanyak 10 di antaranya sudah mendapat vonis. Lalu, ada 76 masih dalam proses persidangan. Sebanyak 68 pelaku teror masih dalam proses penyidikan. Sedangkan 16 pelaku teror tewas ditembak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement