Selasa 26 Dec 2017 18:11 WIB

Polisi Periksa 4 Orang Soal Pelecehan Remaja di Tasikmalaya

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Budi Raharjo
Seratusan massa menggelar aksi unjuk rasa di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (26/12) lantarn adanya dugaan kasus pelecahan remaja di salah satu toko aksesoris. Massa menuntut pengungkapan kasus dugaan pelecahan oleh oknum petugas keamanan.
Foto: Rizky Suryarandika
Seratusan massa menggelar aksi unjuk rasa di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (26/12) lantarn adanya dugaan kasus pelecahan remaja di salah satu toko aksesoris. Massa menuntut pengungkapan kasus dugaan pelecahan oleh oknum petugas keamanan.

REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA -- Polresta Tasikmalaya berkomitmen menuntaskan kasus dugaan pelecehan yang diterima remaja berinisial AQ (16 tahun) di salah satu toko aksesoris, pekan lalu. Sampai dengan saat ini, jajaran Reskrim Polresta Tasikmalaya sudah memeriksa empat orang.

Kasat Reskrim Polresta Tasik AKP Bimo Moernanda mengatakan pihaknya serius menanggapi gejolak di masyarakat soal dugaan pelecehan yang diterima AQ. Apalagi setelah diadakannya musyawarah dengan perwakilan ormas di Mapolresta Tasik, Senin (25/12). Dalam pertemuan itu, polisi menjanjikan pengusutan kasus.

"Kami dari Reskrim Polresta Tasikmalaya sudah dari kemarin melakukan pemeriksaan terhadap kasus ini, kami berkomitmen serius menuntaskannya, total ada empat yang sudah dimintai keterangan," katanya pada Republika, Selasa (27/12).

Ia menyebut keempat orang yang dimintai keterangan termasuk pula petugas keamanan yang menggeledah AQ dan manajemen toko. Nantinya keterangan mereka akan dielaborasikan dan menjadi rujukan untuk proses penyelidikan. "Ini saksi yang bersama korban (AQ) ketika pergi ke toko itu juga kami periksa, termasuk petugas keamanan dan pihak manajemennya," ujarnya.

Sebelumnya, AQ diduga mendapat perlakuan pelecahan di toko aksesoris yang terletak di jalan Sukalaya, Kelurahan Yudanegara, Kecamatan Cihideung, pada Kamis, pekan lalu. AQ sempat dianggap mencuri karena alarm toko berbunyi saat AQ hendak keluar dari toko.

Selanjutnya, petugas keamanan perempuan memeriksa AQ di WC. Pemeriksaan termasuk dengan menggeledah bagian tubuh AQ. Namun tak ada barang yang dicuri. Belakangan diketahui, alarm berbunyi karena adanya barcode tertempel di celana AQ.

Tak terima dengan perlakuan itu, keluarga AQ melaporkan peristiwa tersebut ke Polsek Cihideung. Hanya saja, pihak Kepolisian dianggap keluarga AQ tidak merespons laporan itu. Akhirnya, kasus ini berujung ramai di media sosial hingga mengundang perhatian banyak pihak.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement