REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peristiwa bunuh diri yang dilakukan anggota boyband Shinee, Jonghyun, membuat beberapa penggemar ingin melakukan hal sama. Sosiolog Universitas Nasional Sigit Rohadi melihat, perilaku bunuh diri karena ingin mengikuti 'jejak' sang idola sebenarnya bukanlah hal lazim. Baik di kalangan dewasa maupun anak-anak muda.
Menurut Sigit, tindakan bunuh diri oleh generasi muda di Indonesia kebanyakan dilakukan karena faktor yang memberikan dampak langsung pada diri mereka. "Terutama karena ego yang tidak terpenuhi, misal putus cinta atau cintanya bertepuk sebelah tangan. Biasanya hal-hal yang berhubungan dengan romansa," ucapnya ketika dihubungi Republika.co.id, Rabu (20/12).
Sigit menjelaskan, anak-anak muda belum memiliki tanggung jawab besar untuk ikut menanggung beban seorang tokoh, termasuk sang idola. Hal ini mungkin saja dirasakan oleh kalangan dewasa yang sudah mempunyai beban hidup lebih berat. Tapi, tetap dibutuhkan faktor lain untuk mendorong keinginan bunuh diri pada seseorang.
Tapi, Sigit tidak menampik bahwa peranan seorang idola terhadap kehidupan generasi muda masa kini berpengaruh besar. Sebab, media komunikasi saat ini memiliki peluang mengintegrasikan tiap orang ke jaringan global.
"Idola sekarang bisa melintasi btas daerah dan negara, dari pemain sepak bola hingga bintang film," ucapnya.