Rabu 20 Dec 2017 08:05 WIB

Satgas Pangan Polri Temukan Perbedaan Harga Komoditas Cabai

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Hazliansyah
Cabai Merah Sumbang Inflasi Oktober. Cabai merah dijajakan oleh pedagang di Pasar Senen, Rabu (1/11).
Foto: Republika/ Wihdan
Cabai Merah Sumbang Inflasi Oktober. Cabai merah dijajakan oleh pedagang di Pasar Senen, Rabu (1/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satgas Pangan Polri terus melakukan pemantauan harga bahan pokok di seluruh pasar. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa harga bahan pokok stabil.

Direktur Tindak Pidana Khusus Badan Reserse Kriminal Polri Brigadir Jenderal Agung Setya mengungkapkan, dari hasil pantauan Satgas Pangan, diketahui terdapat perbedaan harga yang signifikan yaitu lada komoditas cabai rawit besar.

Menurut Agung, di pasar Jakarta terdapat berbagai macam variasi harga cabai rawit besar.

"Seperti pada pasar Induk Kramat Jati harga cabai rawit besar beberapa hari ini sekitar Rp 22.000 per kilogram, sedangkan dipasar lainnya termasuk ritel harganya mencapai Rp 36.000 per kilogram," kata Agung, Rabu (20/12) pagi.

Agung menuturkan, berdasarkan data dari Kementerian Pertanian, total produksi cabai rawit besar di bulan November sebesar 102.000 ton, dan produksi bulan Desember sebesar 106.000 ton. Sedangkan kebutuhan konsumsi cabai rawit besar oleh masyarakat rata-rata 93.000 ton per bulan.

Artinya, lanjut Agung, stok cabai rawit besar di Indonesia mencukupi kebutuhan masyarakat.

"Dengan demikian harga cabai rawit besar tentu harus stabil di seluruh pasar, apabila stock cabai rawit besar mencukupi bahkan berlebih, harga di seluruh pasar harusnya bisa relatif sama," ujarnya menjelaskan.

Agung menambahkan, Satgas Pangan saat ini sedang mengidentifikasi ulah spekulan atau pemburu tente yang bermain di pasar sehingga membuat harga cabai rawit besar lebih tinggi dari pasar lain.

Ia memastikan penegakan hukum akan dilakukan apabila ditemukan bukti-bukti kepada pelaku usaha yang menguntungkan diri sendiri dengan membuat harga pangan menjadi naik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement