Senin 18 Dec 2017 20:30 WIB

Akhir Tahun, Menhub Imbau Kendaraan Berat tak Lewat Tol

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Andi Nur Aminah
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menjelaskan mengenai Tanjung Priok yang diharapkan bisa memiliki biaya logistik lebih murah untuk menjadi Pelabuhan Pemindahan Muatan usai menghadiri Seminar Nasional dengan Tema Mewujudkan Transhipment Jakarta Port di Hotel Borobudur, Selasa (14/11).
Foto: Republika/Rahayu Subekti
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menjelaskan mengenai Tanjung Priok yang diharapkan bisa memiliki biaya logistik lebih murah untuk menjadi Pelabuhan Pemindahan Muatan usai menghadiri Seminar Nasional dengan Tema Mewujudkan Transhipment Jakarta Port di Hotel Borobudur, Selasa (14/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengimbau kendaraan berat jenis truk agar tak melewati jalan tol pada tanggal 22, 23, 29, 30 Desember. Sebab, waktu puncak kemacetan diprediksi terjadi pada 22 hingga 24 Desember.

Hal ini disampaikannya usai menghadiri rapat terbatas terkait persiapan Natal dan tahun baru di Istana Kepresidenan Jakarta. "Kita juga menetapkan tanggal 22 dan 23 Desember, dan 29 hingga 30 sebagai waktu di mana kendaraan truk berat diimbau untuk tidak melintas di jalan tol," kata Budi Karya di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Senin (18/12).

Imbauan ini disampaikannya untuk menghindari kemacetan di ruas jalan tol saat libur panjang. Kendati demikian, jika penggunaan truk dilakukan untuk keperluan penting dan yang tidak bisa ditunda, maka ia memperbolehkan kendaraan berat melintas jalan tol. "Pengusaha itu kita usahakan kita minta mengoperasikan sebelum tanggal 22, kalau terpaksa lakukan boleh, dengan catatan kalau kemacetan di parkir," jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, Kemenhub bekerja sama dengan Kepolisian dan Dinas Perhubungan akan melakukan pemeriksaan kelayakan kendaraan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kenyamanan dan keselamatan masyarakat. "Karena kita melihat kelayakan kendaraan menjadi satu fakta yang harus di handle dengan baik, maka kita akan melakukan ramcheck baik di udara maupun di darat, juga akan diikuti dengan random pemeriksaan pada hari berlangsungnya," ujar Budi.

Terkait transportasi laut, dia mengatakan, Kemenhub juga mengerahkan kapal perintis angkut penumpang guna menghindari kepadatan penumpang kapal laut. Menurut dia, penumpukan penumpang pada libur Natal biasanya terjadi di daerah Indonesia Timur, seperti di NTT, Maluku, Sulawesi, Papua, dan Kepulauan Seribu.

"Namun memang ada cuaca buruk dan sebagainya kami koordinasi tadi dengan Panglima, minta turut mengawasi dan apabila ada hal kurang TNI AL kami harapkan bisa membantu," tambah dia. Sedangkan terkait transportasi udara, Kemenhub akan mendata besaran kenaikan jumlah penumpang dan mengatur slot penerbangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement