REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG --- Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar saat ini masih menunggu pasokan vaksin difteri dari pemerintah pusat. Karena, vaksin yang ada di stok Dinkes Jabar saat ini, hanya cukup untuk vaksin wajib yang rutin disalurkan ke posyandu se Jabar.
"Katanya, vaksinnya di pusat nggak ada. Jadi, kami menuggu pengadaan berikutnya agar bisa melakukan imunisasi serentak," ujar Kepala Seksi Surveilance dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Jawa Barat Yus Ruseno, kepada Republika.co.id, Kamis (14/12).
Menurut Yus, vaksin untuk pelaksanaan imunisasi massal, sudah didistribusikan ke lima daerah KLB. Jadi, semua vaksin habis dan stok yang ada tinggal vaksin wajib yang rutin diberikan ke Posyandu.
"Vaksin wajib itu, setiap tahun rutin kami alokasikam sesuai jumlah sasarannya. Namun, angka pastinya saya lupa. Yang jelas, jumlahnya di luar 3,6 juta sasaran yang vaksin massal," katanya.
Vaksin massal ini, kata dia, sifatnya mendadak. Jadi, kalau stoknya sudah digunakan tinggal menunggu pusat. Stok vaksin, biasanya dikirimkan secara bertahap dan berangsur.
"Pusat juga kan mungkin harus pesan ke Bio Farma. Jadi harus pengadaan dulu. Beres pengadaannya kapan, silahkan tanya ke pusat," katanya.
Sebelumnya, jumlah anak yang menjadi target sasaran di kelima daerah tersebut sebanyak3.629.178. PadaSenin (11/12) ini, imunisasi massal difteri dilakukan terutama di lima kabupaten/kota yang disebut dengan ORI (Outbreak Response Imunization).
Saat ini, kata Yus, di lapangan sudah banyak yang melaksankan penyuntikan. Terutama, di posyandu-posyandu dan juga di sekolah. Jumlah anak yang menjadi sasaran imunisasi mencapai 3.629.178 jiwa dengan rentang usia dari 1-19 tahun. Rinciannya, untuk usia 1-5 sebanyak 886.877 anak, 5-7 tahun 452.372, dan usia 7-19 tahun sebanyak 2.289.928.
"Jadi totalnya ada 3.629.178 anak," kata Yus.