Rabu 13 Dec 2017 17:10 WIB

Dugaan Intimidasi Ustaz Somad, BK DPD Segera Panggil Wedakarna

Rep: Mabruroh/ Red: Bayu Hermawan
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Bali terpilih Dr Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna.
Foto: www.balebengong.net
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Bali terpilih Dr Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua BK DPD RI Mervin Sadipun Komber mengatakan, pihaknya segera melakukan pemanggilan kepada anggota DPD terlapor, Arya Wedakarna. Pemanggilan akan dilakukan secepatnya meskipun Mervin masih belum bisa memastikan tanggal pemeriksaan tersebut.

"Pasti akan kita panggil secepatnya," tegas Mervin saat dikonfirmasi, Rabu (13/12).

Menurut Mervin, kasus dugaan seruan intimidasi yang dilakukan Arya sudah menarik perhatian publik. Ditambah lagi dampak yang ditimbulkannya memang sangat sensitif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sehingga, pascapihaknya melakukan rapat koordinasi penindakan atas laporan yang dibuat oleh politikus Partai PKB Lukman Edy. BK DPD akan segera memanggil Arya dan melakukan pemeriksaan atas laporan tersebut.

Mervin menjelaskan, BK DPD hanyalah lembaga pasif yang baru bisa menindak apabila telah terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh anggota DPD. Bahkan jika tidak ada laporan sekalipun, BK DPD pastikan akan menindak senator asal Bali itu yang diduga menjadi salah satu aktor di balik intimidasi yang dialami Ustadz Somad.

"Meskipun BK bukan badan aktif tapi saya kira penting untuk mempercepat proses tahapan (penyelidikan) dan tanggal pelaksanaan (pemeriksaan Arya) saya akan sampaikan berikutnya," jelas Mervin.

Untuk diketahui sebelumnya, Ustadz Abdul Somad juga mendapatkan intimidasi dari sejumlah ormas di Bali. Salah satunya menamakan diri mereka sebagai Komponen Rakyat Bali (KRB).

KRB pada 8 Desember 2017 lalu menetapkan syarat kepada Ustadz Somad agar dapat diterima di Bali. Yakni berkenan untuk berikrar di Rumah Kebangsaan.

Tentu saja syarat tersebut ditolak oleh Ustad Somad. Karena Somad merasa tidak pernah sedikitpun dalam ceramah-ceramahnya memberontak maupun berkhianat pada NKRI.

Somad memilih untuk kembali pulang daripada harus berikrar di rumah kebangsaan. Namun pada akhirnya, Somad tetap dapat memberikan ceramah kepada muslim Bali dalam acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement