Rabu 13 Dec 2017 14:28 WIB

Jabar Miliki Seribu Komunitas Film

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Membuat film dengan tablet
Foto: Youtube
Membuat film dengan tablet

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Festival Film Jawa Barat (FFJB) 2017 kembali digelar akhir tahun ini. Ajang ini, merupakan ruang berkarya dan berkreasi bagi seribuan komunitas film di Jawa Barat. Acara puncak FFJB 2017 diselenggarakan 15-16 Desember 2017 di Teater Tertutup Balai Taman Budaya Jawa Barat atau Dago Tea House di Kota Bandung.

Menurut Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar, Jabar merupakan satu-satunya provinsi di Indonesia yang menyelenggarakan festival film. Sebab, pemerintah ingin memberikan ruang kepada para sineas dan komunitas film di Jawa Barat yang jumlahnya terus bertambah. Yakni, sekitar 500 dan 600 komunitas pada 2015 dan 2016. Bahkan, pada 2017 jumlahnya hampir mencapai 1.000 komunitas.

"Grafik perfilman di Jabar semakin naik, jumlah pegiat film semakin banyak. Film di Jabar sudah menjadi bagian kehidupan masyarakat, baik di kota atau di desa," ujar Deddy Mizwar yang akrab disapa Demiz di Gedung Sate, Rabu (13/12).

Menurut Demiz, ia memberikan ruang eksibisi pada semua sineas melalui FFJB. Event ini,merupakan rangkaian kegiatan dari Kompetisi Film Pendek di tingkat Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan (BKPP) yang bisa diakses dari 27 kabupaten dan kota se-Jawa Barat, FFJB 2017 tingkat provinsi yang merupakan acara puncak, rangkaian workshop, pameran film, dan juga pemberian anugrah.

Pada FFJB 2017 ini, kata dia, terdapat 289 peserta yang masing-masing mengirimkan karya film pendek dalam kategori umum, 74 film kategori pelajar, dan 33 kategori video musik. Angka ini terus meningkat dibanding FFJB pada tahun-tahun sebelumnya.

Demiz berharap, dengan pemberian ruang eksibisi dan penghargaan, ditambah workshop dan pameran, para sineas Jawa Barat akan mampu berkarya lebih baik. Sehingga, bisa berkontribusi terhadap industri perfilman nasional bahkan dunia. Pada 2015, enam karya dari FFJB memenangkan festival film di Eropa.

"Dengan adanya ruang dan hadiah, semangat mereka berkarya semakin tinggi," katanya.

Minimal, kata dia, semua sineas miliki pengetahuan yang baik mengenai film bermutu, dan mendorong lahirnya film-film bermutu di Indonesia.Demiz pun berharap, event seperti ini mampu memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai dunia perfilman secara positif. Hal ini pun dapat menumbuhkan minat industri film, termasuk pertumbuhan bioskop di Jawa Barat.

Bioskop, kata dia, kini kian mendapat pandangan positif dari masyarakat. Bioskop tidak lagi berada di tempat terpencil atau gedung sendiri. Bioskop kini berada di ruang publik, seperti mall dan pusat perbelanjaan.

Menurut Demiz, produk film yang semakin beragam dan meninggalkan konten berbau pornografi pun, akan membuat film kian ramah keluarga. Ini, berbeda dengan kesan film dan bioskop beberapa puluh tahun lalu yang dianggap negatif oleh sebagian masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement