REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Tren penderita difteri di Kota Batu cenderung meningkat dibandingkan tahun lalu. Hal ini diungkapkan Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Batu, Edi Musfirotun melalui data yang dimiliki lembaganya.
Eni menerangkan, tahun ini terdapat 14 kasus difteri yang terjadi di Kota Batu sedangkan tahun lalu hanya tiga orang. Sejumlah kasus ini kebanyakan dialami usia dewasa antara 20 sampai 55 tahun. "Ada sembilan orang dari dewasa. Anak tiga orang dan balita dua orang," kata Eni saat dihubungi Republika, Selasa (12/12).
Dari ke-14 kasus, Eni menyatakan, 13 di antaranya hanya menderita gejala difteri secara klinis. Dengan kata lain, hanya satu orang yang dinyatakan positif setelah dilakukan pemeriksaan di laboratorium. Semua penderita termasuk yang dinyatakan positif saat ini telah dipastikan kesembuhannya.
Sebelumnya, satu kasus positif difteri telah diberikan vaksinasi tambahan pada orang-orang terdekatnya. Vaksin juga diberikan pada sejumlah orang yang berada dalam jarak radius satu dari desa penderita. Pemberian vaksinasi akan dilakukan sebanyak tiga kali dengan jarak waktu tertentu secara gratis.
Untuk mengantisipasinya, Eni mengutarakan, akan meningkatkan cakupan capaian imunisasi. Dalam hal ini untuk imunisasi dasar lengkap yang akan diberikan pada bayi nol sampai 12 bulan. Imunisasi lanjutan pada kelompok balita di bawah dua tahun juga akan dilakukan. Selanjutnya, juga ada bulan imunisasi sekolah yang menargetkan anak-anak SD.