REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan para warga di Jatipadang, Jakarta Selatan harus berdiskusi untuk membahas solusi yang mereka inginkan untuk mengatasi permasalahan tanggul. Tanggul yang jebol tak bisa terus didiamkan. "Jadi, warga ada mungkin 200 hingga 300 kepala keluarga itu harus rembuk mau bagaimana ke depan," kata Sandiaga di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno (GBK), Selasa (12/12).
Sandiaga mengaku telah sering mengunjungi warga Jatipadang semasa kampanye. Di musim hujan ini, sebagian warga mengirimkan pesan pendek (SMS) bahwa mereka sudah terbiasa menghadapi banjir. "Sudahlah Pak bentar lagi juga surut," kata Sandiaga menirukan bunyi SMS tersebut.
Namun, kondisi ini tak bisa dibiarkan. Tak hanya warga Jatipadang, penduduk di sekitarnya merasakan dampak kesehatan dari banjir yang berulang di wilayah itu. Secara jangka panjang, Sandiaga mengatakan, mereka akan terbiasa dengan kondisi terendam di musim hujan. Namun, ini bukan kebiasaan baik yang mesti diteruskan.
Sandiaga menambahkan, Gubernur Anies Baswedan sudah meninjau lokasi tanggul jebol di Jatipadang. Untuk sementara tanggul yang jebol ditutup dengan karung pasir. Ini membawa masalah baru sebab tanggul ini rentan jebol lagi dan meninggalkan sedimentasi yang harus dikeruk terus menerus.
"Inti permasalahannya adalah harus digali terus, sedimentasinya harus dikeruk terus itu kali. Dan sebetulnya memang daerah itu harus di-support oleh warga untuk memberikan tempat untuk limpahan dari air tersebut," kata dia.