REPUBLIKA.CO.ID, NGAMPRAH -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat mengimbau kepada masyarakat dan wisatawan yang hendak menuju Lembang melalui jalur alternatif, jalan Punclut untuk berhati-hati. Sebabnya, terdapat retakan tanah yang hampir mencapai badan jalan, tepatnya di jalan Pageurmaneuh.
Retakan tanah yang rawan longsor dan berada di Kampung Babakan Bandung, Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat ini sempat menimbulkan longsor pada 2004 dan menelan dua orang korban jiwa meninggal dunia.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Bandung Barat Dicky Maulana mengungkapkan pihaknya terus memantau gerak retakan tanah di jalur tersebut. Sekaligus mengimbau kepada masyarakat agar lebih berhati-hati saat melewati jalur alternatif itu.
Katanya, sejauh ini belum ada pemberitahuan lebih lanjut dari pemerintah desa kepada BPBD. Namun, ia menuturkan, berdasarkan informasi yang diperoleh, warga sekitar banyak berkoordinasi dengan Polsek Lembang. Termasuk saat memasang garis polisi di jalur retakan.
"Kita BPBD hanya sebatas mengimbau saja. Lokasi itu (Jalan Pagermaneuh) bisa membahayakan pengguna jalan," ujarnya saat dihubungi via sambungan telepon, Senin (11/12).
Menurutnya, di lokasi tersebut pernah terjadi longsor dan menyebabkan dua orang warga sekitar meninggal dunia. Sehingga, berkaca pada kejadian tersebut pihaknya terus berkoordinasi dengan polsek Lembang dan Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung Barat.
"Kita pantau terus dan siap siaga. Untuk perbaikan domainnya ada di dinas PUPR. Kita mengimbau untuk waspada," ungkapnya.
Sebelumnya, Warga Kampung Babakan Bandung, Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat resah dengan retakan tanah yang hampir mencapai badan jalan di jalan punclut tepatnya di jalan Pageurmaneuh.
Sekretaris Desa Pagerwangi Atang Suherlan mengatakan, warga yang berada di RW 10 Kampung Babakan Bandung sudah mengetahui kondisi retakan tanah tersebut. Mereka khawatir akan timbul bencana longsor. Apalagi, retakan tanah terus mendekati badan jalan. Sebelum kejadian yang memakan korban pun sudah terjadi pergeseran tanah.
"Ada dua orang warga meninggal karena longsor besar. Sampai sekarang tanah terus bergeser dan retakannya mendekati jalan kurang lebih dua meter," ujarnya, Ahad (10/12). Katanya, tanah rawan longsor tersebut memiliki panjang 250 meter dan kedalaman di pinggir jalan mencapai 60 meter.
Menurutnya, saat ini di lokasi tersebut dipasang garis polisi karena sebelumnya pihaknya meminta aparat kepolisian untuk memasang garis polisi dengan tujuan agar tidak didekati. Alasannya, banyak masyarakat umum yang tidak mengetahui kondisi tanah tersebut.
Apalagi ia menuturkan, tiap Sabtu Minggu banyak wisatawan yang melewati jalur Punclut. Sehingga pihaknya sengaja memasang garis polisi agar mereka tahu dan diharapkan tidak beristirahat di lokasi rawan longsor.