Senin 11 Dec 2017 15:58 WIB

Aher Imbau Masyarakat Ikuti Imunisasi Difteri Massal

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Indira Rezkisari
Imunisasi Massal Difteri. Sejumlah pelajar melakukan imunisasi Difteri di MIT Al-Qolam, Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat, Senin (11/12).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Imunisasi Massal Difteri. Sejumlah pelajar melakukan imunisasi Difteri di MIT Al-Qolam, Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat, Senin (11/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengimbau masyarakat berpartisipasi dalam Outbreak Response Imunization Difteri (ORI Difteri) atau disebut juga sebagai imunisasi gratis difteri yang sesuai kaidah kesehatan maupun agama.

Menurut Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, ORI Difteri akan dilaksanakan mulai minggu ke-2 Desember 2017. ORI adalah suatu kegiatan imunisasi secara massal sebagai upaya memutuskan transmisi penularan penyakit difteri pada anak usia satu tahun sampai dengan 19 tahun yang tinggal di daerah kejadian luar biasa (KLB) tanpa mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya.

"ORI akan dilaksanakan sebanyak tiga putaran, dengan interval 0-1-6 bulan," ujar Ahmad Heryawan (Aher), Senin (11/12).

Menurut Aher, ORI akan memberikan vaksin dengan ketentuan DPT-HB-Hib bagi usia 1 tahun sampai 5 thn, DT usia 5 tahun sampai 7 tahun, serta TD usia 7 tahun sampai 19 tahun. Pelaksanaannya di sekolah masing-masing, mulai dari TK/PAUD, SD/MI/sederajat, SMP/MTS/sederajat, SMA/MA/sederajat, perguruan tinggi atau universitas, rumah sakit,

puskesmas, posyandu, daycare, apartemen, rusun, dan pos vaksinasi lain yang ditetapkan puskesmas.

Penyakit difteri, kata dia, disebabkan infeksi bakteri Corynebacterium Diptheriae yang dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti sumbatan saluran napas serta peradangan pada otot jantung bahkan kematian. Adapun gejalanya antara lain demam 38, sakit menelan, selaput putih keabu-abuan di tenggorokan, leher membengkak dan sesak napas disertai suara mengorok.

Selain itu, bakteri Corynebacterium diptheriae akan mengeluarkan racun difteri yang bisa membuat peradangan otot jantung dan akhirnya menyebabkan kematian. "Pengobatannya yaitu rawat inap di ruangan isolasi, pemberian antibiotik, dan jika perlu diberikan anti racun difteri atau Anti Difteri Serum," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement